Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2022 Akan Melambat, Ini Sebabnya

Kompas.com - 09/11/2022, 20:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, laju pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,72 persen (year on year/yoy) pada kuartal III-2022 menunjukkan terus menguatnya ekonomi nasional di tengah meningkatnya ketidakpastian prospek ekonomi global.

Meski demikian, ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 akan melambat karena siklus perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun serta efek basis yang lebih tinggi di kuartal IV-2021.

"Untuk pertumbuhan ekonomi di triwulan IV diperkirakan akan sedikit mengalami moderasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Alasan Sri Mulyani Naikkan Cukai Rokok: Banyak ABG Merokok

Namun secara keseluruhan tahun 2022, Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5 persen-5,3 persen. Menurut dia, optimisme itu didukung dengan adanya landasan yang obektif.

Landasan itu yakni berbagai indikator ekonomi makro yang terus menguat, implementasi berbagai kebijakan yang cukup efektif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, pengelolaan APBN yang pruden, responsif dan efektif sebagai instrumen countercyclical sekaligus sebagai peredam gejolak sehingga keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional dapat terus dijaga.

"Intervensi kebijakan pemerintah juga dilakukan baik dari sisi suplai melalui berbagai insentif fiskal dan dukungan pembiayaan, bersinergi dengan otoritas moneter dan sektor keuangan, maupun dari sisi demand untuk mendukung daya beli masyarakat baik dalam bentuk berbagai program bansos, subsidi maupun pengendalian inflasi,“ ungkap Bendahara Negara itu.

Seperti pada kinerja kuartal III-2022, dari sisi pengeluaran, didorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih relatif tinggi sebesar 5,4 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan beberapa indikator konsumsi masyarakat, termasuk rata-rata indeks penjualan riil yang tumbuh 5,5 persen (yoy).

Namun, konsumsi pemerintah diakuinya secara tahunan memang masih terkontraksi sebesar 2,9 persen (yoy), namun jika dibandingkan dengan kuartal II-2022 tercatat tumbuh 11,7 persen (qtq).

Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72 Persen, Pemerintah Jangan Lengah

Investasi atau pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) pun menguat dengan tumbuh 5 persen, sejalan dengan meningkatnya aktifitas ekonomi nasional dan membaiknya keyakinan pelaku usaha.

Di tengah tren melambatnya perekonomian global, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih kuat. Ekspor tercatat secara riil tumbuh 21,6 persen (yoy) di kuartal III-2022, sementara impor tumbuh 23 persen (yoy).

Menurutnya, ekspor terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Demikian juga dengan impor yang tumbuh kuat dalam rangka mendukung kebutuhan pasokan untuk ekspansi produksi dalam negeri.

Sementara dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan postitif seluruh sektor. Pada kuartal III-2022 sektor manufaktur tercatat tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy).

Lalu sektor terkait hilirisasi sumber daya alam tumbuh kuat, termasuk industri logam dasar yang tercatat tumbuh 20,2 persen (yoy). Industri tekstil dan pakaian jadi serta sektor alas kaki dan barang dari kulit tetap tumbuh dengan masing-masing sebesar 8,1 persen (yoy) dan 13,4 persen (yoy).

"Jadi kalau pemerintah optimis, itu karena memang ada landasan objektifnya," kata Menkeu Sri Mulyani.

Baca juga: LPS: Data Pertumbuhan Ekonomi Bantah Pernyataan yang Bilang Indonesia Akan Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com