Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Dorong Kemajuan UMKM Informal, Anggota Komisi VI Melani Suharli Soroti Urgensi Pembinaan dan Akses Modal

Kompas.com - 11/11/2022, 15:57 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Hotria Mariana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dari fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli mengungkapkan urgensi pembinaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa naik kelas. Utamanya, UMKM dengan karakteristik informal di akar rumput.

Melani mengatakan, guna meningkatkan kinerja pelaku UMKM, diperlukan pembinaan intensif, akses permodalan, dan juga bantuan pemasaran.

Terlebih, kata Melani, sebagian besar UMKM informal di Tanah Air belum berstatus badan hukum sehingga terbatas dalam penggunaan teknologi. Alhasil, dapat memengaruhi perolehan pendapatan pelaku usaha.

"Harus ada pendampingan dan akses permodalan. Kalau tidak, bisnis yang dijalankan ya ala kadarnya," ujar Melanie dalam wawancara bersama Kompas.com di Senayan, Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Baca juga: LPEI Dampingi UMKM Naik Kelas lewat Business Matching dan Pelatihan

Melanie menceritakan upaya yang dilakukannya untuk mendukung keberlanjutan bisnis pelaku UMKM pada level akar rumput, khususnya UMKM di Jakarta Pusat (Jakpus) dan Jakarta Selatan (Jaksel).

Untuk diketahui, Melani merupakan legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta II yang meliputi Jaksel, Jakpus, dan luar negeri.

Adapun UMKM yang menjadi binaan Melanie didominasi pelaku usaha di bidang jasa katering, kerajinan, dan pembatik. Sebagian besar pelaku usaha tersebut merupakan kaum perempuan atau ibu rumah tangga.

Ia pun getol mendorong masyarakat, khususnya kaum ibu, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki lewat bisnis. Hal ini dilakukannya saat melakukan berbagai kegiatan sosialisasi di akar rumput di Jakarta.

Baca juga: Herman Khaeron Dedikasikan Diri Dampingi 1.000 Pelaku UMKM Jabar agar Naik Kelas

Saat turun secara langsung ke lapangan, Melani kerap bertemu guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan ibu-ibu anggota pengajian. Ia meyakini, mereka memiliki potensi yang dapat diasah dan dioptimalkan sebagai modal utama dalam berwirausaha. 

"Apa pun profesi yang dijalani, mereka didorong untuk berwirausaha guna menopang ekonomi keluarga. Tak terkecuali anggota pengajian. Selain meningkatkan spiritualitas, komunitas ini juga bisa menjadi wadah bagi para ibu untuk saling mendukung untuk mulai berwirausaha," tutur Melani.

Melani menjelaskan, pemerintah memiliki sejumlah program apik guna meningkatkan kapasitas pelaku UMKM yang diwujudkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM).

Program tersebut di antaranya adalah pemasaran, pencatatan keuangan, branding produk, serta pengolahan dan makanan. Untuk itu, pihaknya menggandeng Kemenkop UKM dalam memberdayakan pelaku UMKM di Jakarta agar dapat naik kelas dan berdaya saing.

Baca juga: Soroti Kesejahteraan Guru, Anggota Komisi X Bramantyo Suwondo Dorong Pemerintah Tuntaskan PPPK bagi Guru Honorer

"Saat bertemu mereka, saya minta untuk membawa sampel produk agar bisa melihat secara langsung dan memberikan penilaian. Dengan begitu, saya bisa memberikan masukan kepada mereka untuk perbaikan produk," kata Melani.

Contohnya, saat pelatihan pengolahan dan pengemasan makanan, Melani meminta pelaku UMKM membawa produk pangan yang mereka produksi.  

Dari situ, Melani menemukan, tak sedikit UMKM informal bidang kuliner di kawasan pemukiman yang belum melek aspek keamanan pangan. Bahkan, jamak pula UMKM yang mengemas makanan dengan menggunakan stapler agar harga jual tetap terjangkau bagi konsumen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com