Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Berharap O20 Bisa Manfaatkan Peluang Ekonomi Kelautan

Kompas.com - 14/11/2022, 16:13 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan bahwa Ocean20 atau O20 menjadi wadah bagi perusahaan global di dunia dan negara-negara anggota G20 untuk membuat dan mewujudkan komitmen bersama menuju laut yang berkelanjutan, inklusif, dan memanfaatkan peluang pasar dalam ekonomi kelautan.

Hal tersebut lanjutnya, dapat didorong dengan bekerja sama dengan para pimpinan untuk mengatasi kesenjangan saat ini dalam tata kelola dan manajemen laut, kesehatan, industri laut yang berkelanjutan, serta investasi laut untuk pengembangan dan memberi manfaat bagi masyarakat.

"Karena alasan ini, Indonesia sangat ingin mengusulkan agar O20 diselenggarakan oleh forum maupun pemerintah Indonesia selama penyelenggaraan Presidensi G20 tahun ini dan harapannya dapat dilaksanakan pada Presidensi G20 selanjutnya dengan berkolaborasi dengan industri terkait, masyarakat, serta akademisi," ujarnya saat menghadiri pembukaan Ocean20, Senin (14/11/2022).

Baca juga: Luhut Sebut Blue Halo S Akan Untungkan Indonesia, Apa Itu?

Luhut menambahkan, lautan menutupi 71 persen permukaan bumi dan menyediakan berbagai sumber daya, hal ini merupakan sumber penghidupan yang vital.

Selain itu, laut memiliki prospek yang sangat besar untuk berinovasi sebagai pertumbuhan ekonomi dan juga sumber pekerjaan.

Pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan inovasi adalah bagian topik inti dari penyelenggaraan Presidensi G20.

Baca juga: Perbaiki Ekosistem Kelautan, Pemerintah Siapkan Dana Rp 76,5 Miliar

 


Menurut Luhut, terdapat peluang yang jelas untuk menemukan solusi baru untuk aspek-aspek utama sembari mengatasi krisis lingkungan yang dapat membahayakan sistem global.

"Di bawah kepemimpinan Indonesia, KTT G20 secara aktif melibatkan sektor swasta, akademisi, dan LSM dalam memperkuat komitmen untuk membangun dan bertransisi menuju laut yang berkelanjutan, membawa harapan baru dalam pemulihan krisis kesehatan, dan meningkatkan sistem tata kelola pemerintah yang baik," ucapnya.

Sebagai informasi, O20 merupakan kegiatan untuk menyampaikan rekomendasi kebijakan konkret yang dapat ditindaklanjuti secara sosial-ekonomi dan ekologi untuk melestarikan serta memanfaatkan laut dan sumber daya maritim secara berkelanjutan sebagai Blue Natural Capital (BNC).

Adapun topik-topik pertemuan yang dibahas dalam pertemuan KTT G20 yaitu blue economy, blue energy, blue carbon, blue food, blue investment, marine tourism, marine pollution, ocean conservation, dan keahlian pada bidang maritim.

Baca juga: Cerita Luhut ke AS, Ungkap Banyak Masalah Kelautan Saat Bertemu Majelis Umum PBB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com