Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 Jadi Kesempatan RI Dorong Investor untuk Investasi di UMKM Dalam Negeri

Kompas.com - 14/11/2022, 18:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NUSA DUA, KOMPAS.com – Perhelatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia menyedot perhatian dunia, dimana para pemimpin negara akan berkumpul untuk mebahas isu ekonomi global, transformasi digital, dan transisi energi.

Lalu, apa manfaat event international tersebut bagi RI? Apalagi, saat ini banyak negara tengah menghadapi potensi resesi global, di sisi lain Indonesia memiliki trauma runtuhnya industri perbankan di krisis moneter 1997, yang berdampak pada rontoknya sendi-sendi ekonomi dan sosial.

Praktisi Perbankan Abiwodo mengatakan, sejauh ini Indonesia mampu menunjukkan keberhasilan reformasi struktural, antara lain dengan adanya UU Cipta Kerja yang berhasil meningkatkan kepercayaan investor global. Dengan banyaknya Investor, perekonomian di Indonesia akan tumbuh dengan bagus. Dengan begitu, Ketahanan Perbankan di Indonesia juga akan terjaga dengan baik.

Baca juga: Bali Compact Jadi Legacy Presidensi G20 Indonesia di Bidang Transisi Energi Global

“Perhelatan G20 ini menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk mendorong investor untuk berinvestasi di UMKM dalam negeri. Saat ini investor global Indonesia, 80 persen diantaranya adalah dari negara G20,” kata Abiwodo dalam siaran pers, Senin (14/11/2022).

Abiwodo mengungkapkan, saat ini perekonomian RI saat ini cukup sehat dan kuat untuk menghadapi ketidakpastian global, namun dampak resesi harus diwaspadai. Setidaknya, jika negara-negara besar mengalami resesi, tentu dampaknya juga terasa pada Indonesia.

“Bukan cuma Amerika dan Eropa. Saat ini, perekonomian China juga sedang tidak baik-baik saja. Kita lihat saja, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun 2022 adalah 3,2 persen, di bawah target pemerintah yang seharusnya 5,5 persen,” kata Abiwodo.

Di sisi lain, China merupakan pasar ekspor yang cukup besar untuk Indonesia. Sebaliknya, 33,8 persen impor Indonesia berasal dari China. Sebab itulah Indonesia juga harus bersiap dalam menghadapi perlambatan ekonomi dan resesi global 2023.

Belakangan ini, bank-bank sentral berbagai negara secara bersamaan menaikan suku bunganya untuk merespons inflasi. Sudah tentu ketahanan perbankan dipertaruhkan, dan disinilaih Indonesia patut bersyukur dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dan Indonesia didapuk sebagai Presidensi G20 saat ini.

“Seperti yang kita tahu, peran G20 saat ini sangat penting untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Artinya, pertemuan, kesepakatan dan kerjasama yang dibuahkan G20 bisa berpengaruh baik bagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara,” ujarnya.

Baca juga: Jelang KTT G20, Pemerintah Dorong BUMN Lakukan Transformasi Digital

Dia menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi baik, pertumbuhan dana masyarakat juga terkerek naik. Dengan begitu, ketahanan perbankan bisa ikut terjaga, sebab ketahanan perbankan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dana masyarakat. Alhasil perekonomian pun akan seimbang.

Perhelatan G20 juga meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Dari perhelatan ini, proyeksi meningkatnya wisatawan mancanegara sekitar 1,8 juta hingga 3,3 juta. Angka ini tentu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan lagi-lagi pasti berpengaruh baik untuk ketahanan perbankan.

Sementara itu, dalam mewujudkan perhelatan besar sekelas KTT G20 ini melibatkan banyak orang. Paling tidak ada penyerapan tenaga kerja yang cukup besar dalam rangkaian pelaksanaan G20 ini, termasuk kontribusi untuk UMKM secara langsung.

“Tercatat ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 33.000 orang dalam perhelatan G20 ini. Sementara dari sektor pariwisata, ada 600.000-700.000 lapangan pekerjaan baru. Dari sini saja sudah terlihat adanya potensi pertumbuhan dana masyarakat, yang akan berpengaruh pada terjaganya ketahanan perbankan,” jelas dia.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia berkesempatan terlibat langsung dalam mendesain perekonomian dunia. Salah satunya, desain ekonomi yang dibangun bisa diarahkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

Dari semua perkiraan pertumbuhan ekonomi dari G20 ini, diperkirakan konsumsi masyarakat juga bisa meningkat. Dengan begitu, pendapatan pajak akan naik hingga lebih dari 18 persen. Pun demikian dengan penerimaan bea cukai yang mencapai lebih dari 24 persen, dan penerimaan PNBP diperkirakan juga akan naik lebih dari 23 persen.

Baca juga: Menilik Taman Budaya GWK, Lokasi Jokowi Jamu Makan Malam Peserta KTT G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com