Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu G20: Sejarah, Tujuan, Anggota, dan Manfaatnya bagi Indonesia

Kompas.com - 14/11/2022, 20:03 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang. Sejumlah pimpinan negara anggota G20 dan dan organisasi internasional pun sudah mulai tiba di Bali untuk menghadiri forum ini.

Apa itu G20?

Dilansir dari laman kemlu.go.id, Group of Twenty atau G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan.

G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80 persen PDB dunia, 75 persen ekspor global, dan 60 persen populasi global.

Baca juga: Jokowi Sebut Pembayaran Digital Lintas Negara Bakal Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi

G20 sendiri lahir sebagai respons atas krisis ekonomi dunia pada tahun 1997-1998. Tujuannya adalah memastikan dunia keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkesinambungan.

Forum ini mengadakan pertemuan setiap tahun dan memulai KTT Tahunan pertamanya pada 2008 dengan partisipasi dari masing-masing Kepala Negara dan pemerintahan.

Anggota G20

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa (EU). Adapun daftar negara yang termasuk anggota G20 adalah sebagai berikut:

  1. Argentina
  2. Australia
  3. Brasil
  4. Kanada
  5. Tiongkok
  6. Prancis
  7. Jerman
  8. India
  9. Indonesia
  10. Italia
  11. Jepang
  12. Republik Korea
  13. Meksiko
  14. Rusia
  15. Arab Saudi
  16. Afrika Selatan
  17. Turki
  18. Inggris
  19. Amerika Serikat
  20. Uni Eropa.

Baca juga: Kementan Dukung Pertanian di Bolmong Selatan lewat RJIT

Sejarah G20

Dilansir dari laman sherpag20indonesia.ekon.go.id, pembentukan G20 adalah tidak terlepas dari kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu.

Pandangan yang mengemuka saat itu adalah pentingnya bagi negara-negara berpendapatan menengah serta yang memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik untuk diikutsertakan dalam perundingan demi mencari solusi permasalahan ekonomi global.

Pada tahun 1999, atas saran dari para Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global 1997-1999.

Baca juga: Ketahui, Ini Syarat Penumpang Kereta Api Periode Natal dan Tahun Baru

Sejak saat itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dilaksanakan secara rutin pada musim gugur.

Pada tanggal 14 - 15 November 2008, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama.

Pada kesempatan itu, para pemimpin negara melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.

Untuk mempersiapkan KTT setiap tahun, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 melakukan pertemuan beberapa kali setahun.

Baca juga: G20 Jadi Kesempatan RI Dorong Investor untuk Investasi di UMKM Dalam Negeri

Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi (tuan rumah) dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun.

Guna memastikan seluruh pertemuan G20 lancar setiap tahun, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com