Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk di B20 Summit Bali, Mati Listrik hingga Mobil Terbang Bukan Solusi Kemacetan

Kompas.com - 15/11/2022, 07:37 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

"Seperti yang Anda tahu, pekerjaan saya meningkat cukup banyak," katanya.

Ia pun sempat mengungkapkan, saat ini dirinya bekerja selama 7 hari penuh untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, bukan hanya di Twitter, tapi di perusahaan-perusahaan miliknya yang lain.

"Sejujurnya, ini bukan suatu hal yang Saya rekomendasikan," katanya.

Bicara soal Twitter

Setelah menanyakan alasan tidak dapat hadir secara langsung, Anin langsung menyampaikan pertanyaan terkait platform media sosial yang baru diakuisisi Musk, yakni Twitter. Anin bertanya terkait prospek Twitter di negara berkembang, seperti Indonesia.

Menurut Musk, Indonesia menjadi negara yang menarik bagi bisnis Twitter ke depan. Pasalnya, Indonesia memiliki jumlah populasi yang sangat besar disertai dengan jumlah anak muda yang terus bertambah.

"Saya pikir kombinasi dari energi anak muda, poulasi yang besar, sumber daya yang banyak, Saya pikir masa depan Indonesia sangat menarik," katanya.

Selain berbicara menganai prospek Twitter di Indonesia, Musk juga membicarakan pemikirannya terkait konten video di Twitter. Platform media sosial berlogo burung biru itu berencana melakukan penyesuaian terhadap fitur video, sehinga para pembuat konten dapat menghasilkan uang.

"Untuk mengaktifkan video lebih panjang dan memungkinkan pembuat konten mencari nafkah dengan konten yang benar," katanya.

Baca juga: Jokowi Rayu PM Australia Bawa Lithium Buat Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Pembangunan ekosistem kendaraan listrik

Beralih dari Twitter, Anin mengajak Musk untuk membicarakan ekosistem kendaraan listrik. Ia mengatakan, ndonesia memiliki ambisi untuk menjadi negara berbasiskan energi listrik atau electro state dengan berkontribusi besar dalam melakukan dekarbonisasi.

"Bagaimana caranya Indonesia berkontribusi dalam stabilisasi ekosistem kendaraan listrik?," tanya dia.

Merespons pertanyaan tersebut, Musk justru menilai, Indonesia telah berkontribusi signifikan terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Sebab, Indonesia telah serius menggarap pengembangan baterai kendaraan listrik lewat komoditas nikel.

"Saya pikir Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan (terhadap ekosistem kendaraan listrik), dengan produksi bahan baku penting baterai," katanya.

Miliuner eksentrik itu menilai, nikel merupakan bahan baku utama bagi produksi baterai. Ini terlihat dari hauh lebih besarnya porsi nikel dibanding lithium dalam produksi sebuah baterai.

"Nikel merupakan bahan baku utama untuk baterai, khususnya bagi kendaraan jarak jauh," ujar dia.

Untuk dapat terus memaksimalkan kontribusi terhadap ekosistem kendaraan listrik, Musk menekankan pentingnya penambangan berkelanjutan dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Pada saat bersamaan, pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat edukasi juga diperlukan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com