Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Dewi Ekha, dari Buruh Pabrik hingga Ekspor Bulu Mata Palsu ke 16 Negara

Kompas.com - 15/11/2022, 10:41 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka produk bulu mata palsu salah satu produk yang bisa dieskpor ke berbagai negara. Ternyata Indonesia menjadi negara yang mampu membuat produk bulu mata yang berkualitas, sehingga dilirik pasar global.

Hal itu diamini oleh Dewi Ekha Harlasyanti, salah satu pengekspor bulu mata asal Purbalingga. Produk bulu mata Dewi sudah menembus 16 negara, mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Turkey, Zimbabwe, Nigeria, Belanda, Jepang, India, Meksiko, hingga Perancis.

"Kenapa begitu saya buka usaha bulu mata saya langsung melirik dan menargetkan ekspor, adalah karena pesaing kita itu sedikit dari negara lain. Bahkan, dunia tahu produk bulu mata Indonesia itu yang paling berkualitas," ujarnya saat wawancara khusus bersama Kompas.com belum berapa lama ini.

Baca juga: Kisah Sukses Rudolf Bangun CV Krudut, Pabrik Furniture dengan Omzet 1,5 Juta Dollar AS

Bercerita ke belakang, Dewi hanyalah seorang buruh karyawan pabrik kertas di Bekasi, yang memilih untuk mengundurkan diri lantaran tidak mau menggantungkan hidupnya sebagai karyawan.

Namun lantaran melihat daerah asalnya yaitu Purbalingga salah satu daerah penghasil bulu mata, ia memberanikan diri untuk beralih profesi menjadi pengusaha bulu mata palsu.

Dimulai dari tahun 2015 yang lalu, Dewi mempelajari produk bulu mata, membuat katalog produk hingga membuat profil perusahaan  menjadi modal dia untuk mencari pembeli dari berbagai negara lewat media sosial instagram.

Sebulan berkutat untuk membuat profil perusahaan, akhirnya di bulan kedua setelah resmi membuka usahanya, pembeli pertama dari Perancis mengontaknya.

Setelah melakukan komunikasi, pembeli asal Perancis itu pun mengunjunginya ke Indonesia hingga resmi melakukan pemesanan (Purchasing Order /PO).

Hingga dari waktu ke waktu dirinya pun mulai mendapatkan pembeli lagi dari negara besar lain.

"Yah Alhamulillah, ini juga berkat bantuan masyarakat di Purbalingga dan Purworejo yang saya berdayakan. Kurang lebih ada 500-700 masyarakat yang saya berdayakan," ungkap dia.

Dewi mengatakan, dirinya tidak memiliki pabrik yang besar. Dirinya memberdayakan masyarakat di sekitarnya yang 99 persennya adalah kaum ibu.

"Saya hanya menyediakan alat dan bahan baku. Nah, nantinya mereka datang ambil barang dan bahan baku dibawa ke rumah mereka masing-masing, terus besoknya disetor ke saya," jelas Dewi.

Dewi mengaku, produknya tidak begitu dijual di lokal, pada saat itu, lantaran memang pasarnya lebih bagus di luar negeri. Saat ini pun, produknya dijual di lokal hanya dari beberapa ressellernya saja.

" Dari awal target saya memang ekspor. Karena kalau di lokal justru enggak bagus. Karena 7 tahun lalu bulu mata itu hanya untuk event sementara di luar negeri sudah daily use, yang memang tiap hari dipakai. Jadi market-nya besar," ucapnya.

Adapun total jumlah volume ekspor yang dia kirim sebanyak 20.000-70.000 pieces per bulannya . Dirinya pun bisa meraup hingga lebih dari 40.000 dollar atau sekitar Rp 620 juta sebulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com