Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Makna 3 Lidah Api di KTT G20 Bali

Kompas.com - 15/11/2022, 14:01 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut para pemimpin negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Lobi Hotel The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Para kepala negara yang disambut Presiden kemudian kemudian berpose untuk berfoto dengan latar belakang yang didominasi warna merah dan biru dengan lambang G20 di tengahnya. Latar belakang penyambutan tersebut membentuk tiga lidah api sebagai simbol.

Visual Creative Consultant KTT G20 Elwin Mok menjelaskan, lidah api yang terpasang sebagai latar belakang penyambutan tersebut menggambarkan semangat yang membara untuk mengajak dunia tumbuh bersama melalui tema KTT Recover Together, Rocover Stronger.

Baca juga: 4 Pesan Jokowi Saat Buka KTT G20, dari Krisis Pangan hingga Perang

"Selain itu juga menggambarkan ciri khas Indonesia. Bahwa Indonesia berada di ring of fire, itu sekaligus bisa dimaknakan banyaknya volcanic (gunung berapi) yang ada di Indonesia," jelasnya dikutip melalui siaran pers tim komunikasi Media G20, Selasa (15/11/2022).

Selain itu, tiga lidah api itu juga gambaran dari ketiga topik yang diusung pemerintah untuk ajang internasional ini, yakni transformasi digital, penguatan arsitektur kesehatan global, dan transisi energi terbarukan.

Instalasi yang terbuat dari besi itu dibuat oleh tim kreatif di bawah koordinasi Tim Asistensi dan Kemitraan G20 yang tergabung dalam Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20.

Baca juga: Sandiaga ke LO KTT G20: Tampilkan Keramahtamahan Ciri Khas Bali


Terdiri dari tiga panel, bangunan metal itu memiliki dimensi tinggi 7,2 meter, panjang 8,8 meter, dan lebar 2,2 meter.

"Proses produksinya selama dua bulan," ucap Elwin.

Sementara itu, desainer instalasi backdrop Rubi Roesli menjelaskan, tiga lidah api tersebut terbuat dari besi perforated yang dibentuk dan dieksekusi melalui proses pemotongan laser.

Untuk finalisasi desain, tim kreatif berdiskusi dengan Koordinator Tim Asistensi G20 Wishnutama dan juga Sekretariat Negara. Proses diskusi dan kreatif desain ini, kata Rubi, memakan waktu yang cukup lama dan melalui berbagai perubahan desain untuk mengakomodasi semua keinginan dan ide.

Baca juga: Joe Biden Ketemuan dengan Xi Jinping Sehari Jelang KTT G20, Apa yang Dibahas?

Hingga akhirnya desain final diperoleh sebelum pertengahan tahun ini.

"Setelah itu masuk proses produksi," jelas Rubi.

Pemasangan instalasi latar belakang itu tidak semudah yang dibayangkan. Tim dekorasi harus memutar otak agar letaknya pas dan tidak terganggu oleh patung besar berbentuk gunungan atau kayon raksasa milik Apurva yang sudah ada di lokasi tersebut.

Tim kemudian membuatkan kotak besi berwarna hitam untuk menutupi patung berwarna kuning itu. Hasilnya, instalasi latar belakang tempat para pemimpin G20 disambut dan bersalaman dengan Jokowi sesuai dengan keinginan.

Setelah jadi masih ada perubahan yang diminta oleh tim panitia G20. Salah satunya adalah penambahan lambang-lambang G20 dalam ukuran lebih kecil di sekujur backdrop. Di desain awal, lambang G20 berukuran besar hanya terdapat di tengah.

Baca juga: Jokowi: G20 Tidak Hanya Bicara, tapi Lakukan Langkah Nyata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com