Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Bakal Pensiunkan 33 PLTU untuk Kurangi Emisi Karbon

Kompas.com - 16/11/2022, 08:15 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji rencana untuk mempensiunkan 33 pembangkit listrik berbahan baku batubara (PLTU) sebagai upaya menekan emisi karbon.

"Kita sedang melakukan kajian untuk pensiunkan 33 unit PLTU," kata Arifin dalam siaran pers, Selasa (15/11/2022).

Dalam acara Partnership in Climate Action di Nusa Dua Bali, Arifin mengatakan, kenaikan permukaan air laut sebesar 1,2 cm akan memberikan dampak kepada 65 persen populasi global yang tinggal di pesisir pantai.

Baca juga: Menteri ESDM: Indonesia Butuh Investasi Rp 750 Triliun Garap Pembangkit EBT 22 GW

 

Dia bilang, permukaan air laut merupakan satu di antara berbagai dampak dari perubahan iklim, dimana salah satu penyebab utamanya ialah emisi karbon.

“Sektor energi ikut andil dalam menyumbang emisi karbon, yaitu mencapai 38 - 40 persen dari total keseluruhan emisi karbon secara nasional yang setara dengan lebih dari 450 juta CO2 per tahun," ujar Arifin.

Baca juga: Luhut: Pemerintah Berupaya Percepat Penghentian Pembangkit Listrik Batu Bara

Dia bilang, untuk mengatasi itu, pemerintah mengambil langkah konkrit guna melakukan berbagai mitigasi dampak negatif dari hal tersebut, salah satunya adalah dengan menjalankan transisi energi.

“Indonesia bahkan telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, sejalan dengan Paris Agreement yang disepakati secara global,” kata Arifin.

Baca juga: Percepat Pensiun Dini PLTU Batu Bara, PLN Siapkan Roadmap

Roadmap transisi energi

Dia juga mengatakan, untuk mencapai NZE pada tahun 2060, pemerintah telah membuat roadmap transisi energi hingga tahun 2060 yang dibagi menjadi setiap lima tahun.

"Kita merencanakan per lima tahun, mencanangkan target berapa juta ton emisi yang harus kita kurangi, dan beberapa hal yang harus dilakukan dalam kurun waktu lima tahun itu tambah Arifin.

Roadmap transisi energi tersebut, berisi dua program utama, yaitu supply dan demand. Dimana dari sisi supply, salah satu caranya ialah dengan mengurangi penggunaan PLTU.

Baca juga: Bos PLN: 5 Giga Watt PLTU Akan Dipensiunkan Sebelum Tahun 2030

 

Pembangunan pembangkit EBT

Arifin menambahkan, hingga tahun 2060 nanti, pemerintah akan membangun pembangkit listrik sebesar 600 GW, yang berbasis dari energi baru terbarukan (EBT).

Untuk mencapai hal tersebut, bukanlah hal yang mudah, karena proses transisi energi memerlukan pendanaan yang sangat besar. Selain itu, akses teknologi yang masih terbatas juga menjadi kendala dalam transisi energi.

"Karena itu, transisi energi perlu dukungan dan kolaborasi dari banyak pihak, karena tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah saja," tegasnya.

Untuk diketahui, dalam roadmap transisi energi, target pengurangan emisi hingga tahun 2025 yaitu sebesar 231,2 juta ton CO2, sedangkan di tahun 2030 pemerintah menargetkan pengurangan emisi CO2 mencapai 327,9 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com