Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Jokowi Terus Diapit "Dua Srikandi" Saat Hari Pertama KTT G20...

Kompas.com - 16/11/2022, 08:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Sepanjang pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu didampingi dua srikandi di sisi kanan dan kirinya, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Sepanjang pertemuan KTT G20 hari pertama kemarin, Selasa (15/11/2022), nampak Sri Mulyani dan Retno selalu mendampingi Jokowi, mulai dari saat tiba di Hotel The Apurva Kempinski, saat pertemuan KTT G20 dilakukan, hingga saat makan siang formal (luncheon).

Selama mendampingi Jokowi, Sri Mulyani nampak mengenakan batik bernuansa warna coklat yang dipadukan dengan celana panjang hitam, sementara Retno mengenakan blus berwarna abu yang juga dipadukan dengan celana panjang hitam.

Baca juga: Di Sela KTT G20, Macron dan Jokowi Bahas Kerja Sama Transisi Energi hingga Proyek Alutsista Pertahanan

Kedua 'srikandi' itu selalu berada tak jauh dari Jokowi, mendampingi di sisi kanan dan kiri saat berjalan ke suatu lokasi, maupun saat duduk dalam ruang pertemuan dan tempat makan.

Bukan hanya sekadar mendampingi Jokowi di saat KTT G20, keduanya bahkan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan penyelenggaraan pertemuan pemimpin negara-negara terbesar di dunia itu.

Baca juga: Saat Iriana Jokowi Ajak Pendamping Kepala Negara G20 Saksikan Batik sampai Gamelan Bambu

Peran penting Sri Mulyani

Sri Mulyani diketahui telah melakukan lebih dari 100 pertemuan bilateral untuk bisa mempertahankan keutuhan G20. Sebab, memanasnya geopolitik Rusia dan Ukraina turut mempengaruhi hubungan negara G20.

Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah membuat sebagian negara mendorong Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun ini untuk tidak mengundang Rusia dalam pertemuan KTT G20 di Bali.

Baca juga: Sri Mulyani di Sela-sela KTT, Berpose Difoto Menteri PUPR hingga Bahas Pernak-pernik G20

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk ASEAN Wempi Saputra, yang juga merupakan Mantan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional saat ditemui di Hotel Mulia, Nusa Dua, Minggu (13/11/2022).

"Beberapa negara menginginkan Indonesia sebagai Presidensi tidak mengundang Rusia. Kalau sekali enggak ngundang, jadi G19, bisa jadi setelah itu berkurang lagi, pecah," ujar Wempi.

Baca juga: Bertemu Erdogan, Jokowi Bahas Black Sea Grain Initiative, Apa Itu?

Namun Sri Mulyani berusaha untuk mempertahankan keutuhan keanggotaan G20 dengan melakukan pertemuan bilateral, baik secara fisik maupun virtual di tingkat menteri keuangan (menkeu) maupun di tingkat deputi bank sentral, yang turut dibantu oleh Wempi. Pertemuan-pertemuan itu dilakukan sepanjang Februari-Oktober 2022.

"Kami bilateral lebih dari 100 kali dengan menkeu dan deputi. Beliau dengan menkeu, saya dengan deputi. Hanya untuk mendengar aspirasi-aspirasi, ini maunya bagaimana baiknya," ungkap dia.

Baca juga: Hari Ini, Jokowi dan Xi Jinping Saksikan Uji Dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung


Topik yang diangkat dalam pertemuan bilateral itu yakni menjaga keutuhan forum, penyelesaian permasalahan krisis global bersama-sama, dan mendorong kontribusi G20 di bidang kesehatan, energi, dan digital.

Ia menyebut, mulanya negara-negara G20 pesimis forum ini bisa dipertahankan, mengingat dalam beberapa kesempatan pertemuan banyak penolakan terhadap Rusia yang ditunjukkan dengan mematikan kamera hingga walkout dari ruangan.

Namun, lewat upaya pertemuan bilateral dengan menkeu dan deputi bank sentral negara-negara G20 tersebu, Indonesia mampu mempertahankan forum G20.

"Mempertahankan forum itu sebagai salah satu keberhasilan presidensi, yang diakui semua negara G20. Mereka awalnya pesimis. Oleh Indonesia tidak hanya (dipertahankan) sebagai g20, dialognya juga disediakan," ungkap Wempi.

 

Peran penting Menlu Retno

Begitu pula dengan Menlu Retno yang telah melakukan berbagai kunjungan ke berbagai negara. Seperti di sepanjang 19-22 April 2022 lalu, dirinya menyambangi empat negara Eropa, yakni Inggris, Prancis, Belanda, dan Turki untuk membahas terkait penyelenggaraan KTT G20 dan Presidensi G20 Indonesia.

Selain dengan keempat negara tersebut, pada periode itu, Retno juga akan melakukan komunikasi dengan Menlu Uni Eropa, Menlu Jerman, dan Menlu Italia.

Adapun lawatan Retno ke Eropa itu merupakan putaran kedua dari proses konsultasi yang sebelumnya juga sudah sempat dilakukan.

Pada putaran pertama, Retno sudah melakukan konsultasi dengan semua negara anggota G20 dan sudah mendapat gambaran besar pemetaan dari sikap masing-masing negara terkait konflik Rusia dan Ukraina.

"Dan pada putaran kedua ini boleh dikatakan lebih kepada bagaimana menavigasi respons G20 terkait isu Ukraina, termasuk dampak ekonomi yang seluruh dunia saat ini sedang rasakan," ucap Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan (BDSP) Kemenlu Achmad Rizal Purnama dalam press briefing, Kamis (14/4/2022) lalu.

Berdasarkan data Kemlu, pemerintah telah menerima konfirmasi kehadiran langsung 17 pemimpin G20 pada saat KTT. Total kehadiran para pemimpin, termasuk Presiden Jokowi adalah 36 orang dari total 41 peserta.

Dari negara G20, Presiden Mexico yang tidak dapat hadir di Bali akan diwakili oleh Menlu Mexico. Kemudian, Presiden Brazil direncanakan akan hadir secara virtual, serta Presiden Putin tidak dapat hadir di Bali secara langsung.

Dari pihak undangan, Pemerintah Fiji yang sedang menjalani pemilihan umum mengirimkan utusan khusus (special envoy), sedangkan Presiden Ukraina berpartisipasi secara virtual.

Menurut Retno, kehadiran 18 pemimpin G20, termasuk Indonesia, ditambah 8 dari 10 negara undangan dan pemimpin 10 organisasi internasional merupakan tingkat kehadiran yang sangat tinggi dan mencerminkan komitmen bersama untuk memastikan G20 tetap efektif di tengah situasi yang sangat sulit saat ini.

"Dalam kondisi normal pun tidak semua KTT G20 dapat dihadiri oleh semua leaders, enggak ada perang, enggak ada apa-apa, karena kan masing-masing kepala negara juga memiliki kegiatan yang mungkin tidak bisa ditinggalkan di dalam negerinya, dan sebagainya. Jadi kalau dulu enggak semua leaders hadir di dalam kondisi normal, kalau sekarang ada minus satu, minus dua, it’s okay,” jelas Retno dalam keterengannya pada laman Sekretariat Kabinet, Sabtu (12/11/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com