Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Sebut KTT G20 Jadi Peluang Emas Ekonomi Digital RI Tumbuh Pesat

Kompas.com - 16/11/2022, 11:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kontribusi Google ke ekonomi digital RI

Pada kesempatan tersebut, Randy juga memaparkan kontribusi Google dalam perkembangan ekonomi digital Indonesia. Ia mengatakan, peran Google bisa dilihat dari berbagai perubahan yang ada terutama di sektor ekonomi.

“Ada dua contoh yang bisa saya berikan, pertama, produk yang tersedia di Indonesia. Kedua beberapa inisiatif yang kami berikan di Indonesia. Saya mulai dengan produk yang kami miliki mulai Google Searc, Youtube dan lain sebagainya,” kata Randy.

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Google telah menyumbangkan 50 miliar dollar AS kepada sejumlah kreator secara global, termasuk Indonesia, dan sejauh ini terdapat 1.300 dengan lebih dari 1 juta pelanggan di kanal Youtube mereka dan lebih dari 16.000 kreator dengan lebih dari seribu pelanggan.

Sementara itu, Google Start-up telah membantu Indonesia belajar dari satu sama lain, belajar dari ahlinya terkait banyak hal. Inisiatif lain adalah kemunculan “BANGKIT” yang kini berpartner dengan GoTo, Traveloka, Kemendikbud, dan Kampus Merdeka untuk menyediakan pelatihan mechine learning, mobile computing, cloud dan lain-lain bagi mahasiswa.

Untuk kalangan mahasiswa, Google telah memberikan banyak pelatihan melalui berbagai jejaring yang ia miliki, sehingga banyak mahasiswa yang telah selesai kuliah bekerja di mana-mana dengan skill dan kemampuan yang sudah teruji.

“Kita sudah melatih lebih dari 5.000 mahasiswa dan mereka mendapat pekerjaan di mana-mana. Saya juga akan menambahkan satu lagi yaitu upaya kami untuk membantu bisnis kecil atau UMKM. Kami memiliki sebuah program yang disebut Gapura Digital di mana kami menolong UMKM di Palfform digital tersebut untuk memberikan informasi guna memudahkan pelanggan mereka mencari Informasi," kata Randy.

Randy menambahkan, pada umumnya, tidak ada tantangan besar yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di masa depan. Hal itu bisa dilihat dari kestabilan akses internet, pendanaan dan logistik yang tersedia.

“Akses internet, pendanaan, logistik, kepercayaan konsumen dan sejumlah hal lain menunjukan perubahan besar. Talenta seperti yang sudah saya bicarakan yang terus meningkatkan skill dan siap bekerja,” paparnya.

Hal yang harus diperhatikan

Namun ada beberapa hal sebagaimana dalam laporan Google yang harus diperhatikan, pertama adalah ekonomi.

Randy menjelaskan, karena pengguna internet menginginkan ukuran tertentu, namun ketika sudah mendapatkan hal tersebut untuk meningkatkan ekonomi, bisnis tersebut membutuhkan kestabilan. " Jadi dengan begitu bisa mendapatkan bisnis untuk kestabilan ekonomi," kata Randy.

Kedua, mengenai ESG, termasuk kestabilan dari berbagai sisi. Kestabilan lingkungan, kestabilan pemerintah dan lain-lain.

Hal ini menurut Randy akan menjadi hal penting yang akan bicarakan dalam laporan.

Hal lain adalah inklusi digital. Inklusi digital menyangkut pemerataan akses internet untuk semua masyarakat Indonesia terutama masyarakat-masyarakat di daerah terpencil.

“Jelas kita berada di Jakarta. Jakarta dan Bali mempunyai akses yang sangat baik. Kita harus memastikan ekonomi digital juga mencakup semua orang di Indonesia. Kami sendiri memastikan inklusi internet akan mencapai semua orang," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com