Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Maskapai Terburuk, Pengamat: Pembatalan Penerbangan Perlu Diperbaiki

Kompas.com - 16/11/2022, 15:03 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei platform perjalanan Bounce menyebutkan bahwa maskapai Lion Air dan Wings Air masuk dalam 10 maskapai terburuk di dunia.

Dikutip dari Kompas.com, Lion Air berada di peringkat pertama sebagai maskapai internasional terburuk dengan skor 0,72. Sementara Wings Air dengan skor 1,11.

Penilaian Lion Air berdasarkan pada tingkat kedatangan tepat waktu hanya 42,27 persen dengan persentase pembatalan penerbangan 34,43 persen. Sedangkan, penilaian makanan dan hiburan hanya 1/5 dan kenyamanan kursi dan layanan pelanggan dengan skor 2/5.

Sementara itu, penilaian Wings Air berdasarkan kedatangan dan pembatalan serta ketepatan waktu masing-masing 49,78 persen dan 20,63 persen. Kemudian, untuk penilaian staf dan kenyamanan kursi 2/5 dan 1/5 untuk makanan dan hiburan.

Baca juga: Koper Kaesang Pangarep Nyasar ke Kualanamu, Batik Air: Mohon Maaf atas Ketidaknyamanan...

Perbaiki performa ketepatan waktu

Menanggapi hasil survei tersebut, pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, hal tersebut merupakan kritik agar Lion Air Group dan seluruh maskapai di Indonesia berbenah dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

"Ini merupakan kritik bagi layanan maskapai di Indonesia enggak cuma Lion Air dan Wings Air, yang dikritik sebenarnya bukan hanya maskapai tetapi regulator juga karena kinerja penerbangan itu kan di bawah pengawasan Kementerian Perhubungan," kata Alvin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Alvin juga menyoroti poin penilaian terkait ketepatan waktu dan pembatalan penerbangan pada Lion Air Group.

Ia mengatakan, maskapai tersebut perlu memperbaiki pembatalan penerbangan yang kemudian dialihkan menjadi penggabungan penerbangan.

"Salah satu yang banyak dikeluhkan ini memang Lion Air Group itu kan sering batal terbang yang kemudian penerbangannya digabungkan, nah hal-hal ini perlu diperbaiki Lion Group agar kedepannya lebih baik," ujarnya.

Sementara itu, terkait penilaian makanan, Alvin mengatakan, Lion Air tak pernah memberikan layanan makan dan minum kepada pelanggan selama penerbangan.

Ia juga meragukan metodologi yang digunakan Bounce yang hanya menggunakan data sekunder bukan berdasarkan survei pelanggan.

"Kualitas dari suatu survei itu berdasarkan kualitas sampelnya juga metodologinya, cara pengumpulan dan pengolahan datanya. Jadi saya mempertanyakan akuntabilitas metodologinya Bounce tersebut," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menilai, meskipun Lion Air dan Wings Air disebutkan memiliki pelayanan yang buruk, namun tidak terburuk di dunia.

"Walaupun saya meragukan (hasil survei Bounce), sejelek-jeleknya Lion Air saya enggak yakin terjelek di dunia," ucap dia.

Baca juga: Hasil Investigasi KNKT soal Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com