Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Eddy William Katuari, Pemilik Hotel Penyelenggaraan KTT G20

Kompas.com - 16/11/2022, 16:54 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


KOMPAS.com - Profil Eddy William Katuari ikut jadi sorotan publik di tengah berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

Sosok Eddy William Katuari jadi perbincangan karena memiliki kaitan dengan Hotel Apurva Kempinski, venue utama KTT G20 yang dihadiri para pemimpin berbagai negara.

Dikutip dari laman resmi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Eddy William Katuari adalah pemilik Hotel Apurva Kempinski tersebut.

Baca juga: Berapa Modal Awal Nadiem Makarim Mendirikan Gojek?

Keluarga Eddy William Katuari sebelumnya telah dikenal sebagai konglomerat yang kerap masuk deretan orang terkaya di Indonesia.

Lantas berapa kekayaan Eddy William Katuari dan apa saja bisnis yang digelutinya?

Profil Eddy William Katuari

Eddy William Katuari adalah pemilik Wings Group, konglomerasi bisnis yang menjual aneka produk rumah tangga seperti sabun, deterjen, mi instan, minuman ringan, kopi, hingga jaringan minimarket.

William Katuari adalah generasi kedua Grup Wings dan merupakan putra dari salah satu pendiri Wings Group, Johannes Ferdinand Katuari.

Baca juga: Sejarah Tunjungan Plaza Surabaya yang Dibangun Orang Terkaya RI

Dikutip dari Forbes, Eddy Katuari mengambil alih pembuat perlengkapan rumah tangga Wings pada tahun 2004, setelah kematian ayahnya yang merupakan salah satu pendiri grup tersebut.

Saat ini Wings adalah salah satu produsen sabun dan barang rumah tangga lainnya terbesar di Indonesia seperti pembersih toilet, deterjen, dan pembalut wanita.

Adapun Mie merek Mie Sedaap-nya dijual di puluhan negara. Itulah sekilas informasi seputar bisnis yang digeluti Eddy William Katuari.

Baca juga: Mengenal Ferrero, Perusahaan Raksasa Dunia di Balik Cokelat Kinder Joy

Kekayaan Eddy William Katuari

Sepak terjang Eddy William Katuari di dunia bisnis turun dari garis keturunan sang ayah. Ayahnya mendirikan bisnis bersama Harjo Sutanto pada tahun 1948 sebagai pembuat sabun cuci dengan harga terjangkau.

Dia menjual dagangannya dari rumah ke rumah di Jawa Timur. Mengutip situs resmi Wings Group, saat baru berdiri tahun 1949, Wings Group awalnya bernama Fa Wings.

Perusahaan ini memproduksi sabun colek secara rumahan. Distribusinya pun masih terbatas. Dipasarkan dari rumah ke rumah, dan dari kampung ke kampung di Surabaya.

Tak disangka, karena merupakan produk kebutuhan dasar, sabun colek mereka laku keras di Jawa Timur. Saat itu, sabun colek merupakan produk baru yang tak ditemui di daerah lain.

Baca juga: Sejarah Singkat Berdirinya VOC, Pahami Latar Belakang Dibentuknya VOC

Dengan cepat, sabun colek mampu bersaing dengan sabun deterjen atau bubuk yang sudah lebih dulu mendominasi pasar. Harga sabun colek juga lebih murah lantaran biaya produksinya yang lebih rendah.

Melalui promosi yang gencar, kepraktisan dan harga terjangkau, membuatnya cepat populer dalam beberapa tahun di Indonesia. Saat ini, Wings Group, menjadi salah satu perusahaan pembuat sabun terbesar di Indonesia.

Kini, perusahaan itu dimiliki William Katuari yang juga dikenal sebagai taipan dengan harta mencapai 1 miliar dollar AS atau setara Rp15,5 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS) pada 2021 lalu.

William juga tercatat sebagai orang terkaya nomor 31 di Indonesia versi Majalah Forbes. Putrinya yang bernama Grace L Katuari, menikah dengan Martin Hartono.

Baca juga: Profil PT Istaka Karya: Jadi ‘BUMN Hantu’, Mau Dibubarkan, Kini Pailit

Martin merupakan anak dari Bos Djarum Robert Budi Hartono, yang juga termasuk langganan pada daftar orang terkaya di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com