Berdasarkan hasil survei Bloomberg pada Oktober 2022, peluang Amerika mengalami resesi tahun depan meningkat menjadi 60 persen lebih tinggi dibandingkan bulan September yang hanya 50 persen.
Namun demikian, berdasarkan model ekonomi terbaru, Bloomberg memperkirakan perekonomian Amerika dipastikan akan mengalami resesi pada 2023.
Ancaman resesi di negara adidaya akan meningkatkan risiko turunnya kinerja ekonomi secara global.
Risiko terjadinya perlambatan ekonomi dunia telah “terbaca” oleh IMF dengan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 menjadi 2,7 persen lebih rendah dari 2022 yang mencapai 3,2 persen.
Penurunan kinerja ekonomi global akan menimbulkan scarring effect baru pascapandemi dan memberikan tantangan yang berat bagi negara miskin dan sedang berkembang untuk melakukan upaya pemulihan.
Potensi perlambatan ekonomi global telah mendorong 28 negara untuk mengusulkan bantuan kepada IMF sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi negative spillover dari gejolak eksternal yang penuh ketidakpastian.
Diperlukan upaya bersama lintas negara untuk bangkit dan keluar dari suramnya masa depan ekonomi global.
Momentum Indonesia di Presidensi G20 merupakan peluang emas untuk memecahkan kegelisahan tersebut.
Mengutip dari halaman resmi Bank Indonesia, G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU).
Negara G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan anggotanya menguasai 80 persen perekonomian dunia, 75 persen perdagangan global, dan 60 persen populasi dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.