Jika dibandingkan dengan kebutuhan dana operasional PLTU Cirebon 1 selama 10-15 tahun ke depan beserta dana pensiun dininya, dana PLTU Cirebon 1 dapat digunakan untuk pembangunan PLTS berkapasitas 1412-2120 MWp atau 1,13-1,7 GW.
Jumlah kapasitas ini akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian bauran energi terbarukan yang ditargetkan mengalami peningkatan sebesar 3-4 GW per tahun.
Salah satu pemilik konsorsium PLTU Cirebon 1 adalah Indika Energy Tbk. Pada pertengahan tahun 2022, komitmen Indika Energy Tbk mengurangi dukungan terhadap energi fosil ditunjukkan dengan melepas PT Petrosea Tbk dengan cara menyelesaikan penjualan seluruh sahamnya.
Mengenai target pengurangan emisi gas rumah kaca, PT. Indika Energy Tbk menargetkan mencapai 50 persen pendapatan non-batubara pada 2025 dan net-zero emissions pada 2050.
AEER mendukung penuh kebijakan perusahaan PT. Indika Energy untuk mencapai net zero emission pada 2050 dan mencapai target 50 persen bisnis nonbatubara tahun 2025.
Hasil dari kajian AEER tahun 2022 yang berjudul “Ancaman Tambang Batubara terhadap Keanekaragaman Hayati di Kalimantan”, diperoleh informasi bahwa beberapa tambang batubara di Kalimantan tergolong dalam kategori ancaman tinggi terhadap keanekaragaman hayati.
Dengan demikian, langkah pensiun dini pertama PLTU diharapkan bisa mengurangi aktivitas pertambangan batubara yang mengancam keberlangsungan hidup biodiversitas.
*Wulan Ramadani (Peneliti Keuangan Iklim dan Energi) dan Ilham Setiawan Noer (Koordinator Program Biodiversitas) Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.