Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno: Presidensi G20 Indonesia Berjalan "Extra Mile", Jadi yang Tersulit dalam Sejarah

Kompas.com - 18/11/2022, 08:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Ukuran keberhasilan KTT G20

Menurut dia, kesuksesan sebuah KTT G20 dapat diukur melalui dua hal. Pertama adalah kehadiran para pemimpin negara anggota.

Dalam presidensi G20 Indonesia, kehadiran para leaders dari negara anggota sangat tinggi. Padahal dalam situasi normal pun, katanya, tidak semua KTT G20 dihadiri oleh semua negara.

"Saya punya data misalnya 2018, tidak semua. 2019 tidak semua. 2021 enggak semua. 2020 memang semua karena dilakukan secara virtual. Poinnya adalah, dalam situasi normal pun, tidak semua leaders bisa hadir, apalagi di saat tidak normal seperti ini," ujar Menlu Retno.

Ukuran kedua, tambah Menlu Retno, adalah output dari gelaran KTT G20 tersebut yang berakhir pada deklarasi, yakni nama sebuah dokumen.

"Ukuran kedua adalah apakah KTT itu bisa menghasilkan apa yang dinamakan deklarasi. Jadi ini mengenai nama sebuah dokumen yang akan dideklarasi," paparnya.

KTT G20 Bali jadi yang tersulit dalam sejarah

Menlu Retno menyampaikan, terpilihnya Indonesia presidensi dan tuan rumah KTT G20 tahun ini merupakan sebuah hal yang sulit.

Hal ini karena Indonesia tengah berjuang menghadapai pandemi dan pemulihan di sejumlah sektor. Ditambah lagi dengan perang Rusia-Ukraina di awal Februari lalu.

Menlu Retno melihat Presidensi G20 Indonesia merupakan yang paling sulit dalam sejarah gelaran KTT G20 selama ini.

"Hal ini tentu memunculkan krisis multi dimensi. Dan ini sulit bagi Indonesia. Namun di tengah situasi sulit ini, Indonesia mampu mempertahankan G20 intact (tidak pecah/utuh-red)," ujarnya.

"Tidak ada satupun dari pertemuan-pertemuan G20 yang dibatalkan. Juga tidak ada side event, yang jumlahnya ratusan dibatalkan. Dan tidak ada satupun negara anggota maupun undangan yang memutuskan untuk disenggage," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com