Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarik Investasi Asing Masuk RI, Perbankan Diharap Beri Bunga yang Atraktif

Kompas.com - 18/11/2022, 10:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengimbau agar perbankan nasional dapat memberikan suku bunga yang atraktif agar aliran investasi asing tertarik masuk ke Indonesia dan tetap bertahan.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, sebab saat ini berbagai negara saling bersaing untuk dapat menarik aliran investasi asing masuk ke negaranya.

"Kami ke depan berharap, dengan bank bisa menawarkan juga suku bunga yang atraktif. Karena kita juga sekarang ini kan bersaingnya dengan banyak negara-negara lain yang juga berusaha untuk narik dollar AS," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (17/11/2022).

Baca juga: Respons Kenaikan Suku Bunga BI, IHSG Bergerak Menguat Pagi Hari Ini

Menurutnya, per November 2022 ini mulai terjadi aliran dana asing masuk (capital inflow) ke Indonesia sekitar 8,8 triliun dollar AS. Meski secara year to date masih tercatat negatif, namun hal ini menjadi sinyal positif bagi Indonesia.

"At least persepsi dari investor dari global untuk melihat lagi Indonesia sebagai salah satu tempat investasi mereka itu sudah mulai kelihatan tanda-tanda positif," ucapnya.

Oleh karenanya, Indonesia harus sigap menangkap peluang ini. Salah satunya dengan cara memberikan suku bunga perbankan yang atraktif bagi investor asing.

Baca juga: Lampaui AS, China Jadi Negara yang Datangkan Investasi Asing Langsung Terbesar Selama Pandemi Covid-19

Selain itu, BI akan terus berdiskusi dengan perbankan untuk menemukan cara agar dapat mempertahankan dana di neraca perdagangan hingga investasi asing di perbankan nasional.

"Dapat kita lihat ke depan ini memang dengan potensi dana yang dimiliki oleh Indonesia itu besar, namun demikian tentunya itu perlu ditarik ke sini dengan suku bunga yang atraktif," kata Destry.

Baca juga: Ibu Kota Baru Berpotensi Genjot Eskpor dan Tarik Investasi Asing Baru

Kelangkaan dollar AS di berbagai negara

Destry juga mengungkapkan kondisi kelangkaan dollar AS di banyak negara. Hal ini terjadi lantaran suku bunga acuan AS dan imbal hasil obligasi AS terus meningkat sehingga mendorong terjadinya arus balik dollar AS dari beberapa negara emerging arket seperti Indonesia dan negara maju di Eropa kembali ke AS.

Hal ini tercermin dari indeks nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau menguat 11,09 persen ytd selama tahun 2022.

"Ini akhirnya memang menyebabkan adanya dollar shortage ataupun kelangkaan dollar AS di negara-negara emerging market termasuk beberapa negara maju," ungkapnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com