KOMPAS.com - Ekonomi Rusia telah memasuki resesi, setelah 9 bulan melakukan serangan ke Ukraina. Produk domestik bruto (PDB) Rusia terus menurun selama dua kuartal berturut-turut.
Mengutip CBS News, menurut Badan Statistik Pemerintahan Rosstat, pada periode Juli-September 2022, PDB Rusia dilaporkan turun 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Aktivitas grosir, eceran, logistik dan manufaktur turun selama periode itu. Sementara konstruksi dan pertanian tumbuh. Begitu pula pada periode April-Juli, PDB Rusia turun 4,1 persen, yang berdampak terhadap aktivitas perdagangan, restoran, dan hotel.
Baca juga: PM Inggris Sebut Rusia Jadi Sumber Masalah Penyebab Lonjakan Harga Pangan
Kepala Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina telah memperingatkan anggota parlemen awal pekan ini bahwa gambaran ekonomi dapat memburuk. "Kita benar-benar perlu melihat situasi dengan sangat bijaksana dengan mata terbuka," katanya kepada anggota parlemen Duma.
Nabiullina bilang, hingga saat ini, Rusia telah berhasil menghindari dampak ekonomi terburuk dari perangnya dengan Ukraina.
Terlepas dari sanksi Barat, lonjakan harga minyak dan gas, serta kontrol keuangan negara yang mampu membayar serta meningkatkan nilai tukar rubel.
Baca juga: Ekonomi Rusia Masuk Resesi
Namun di sisi lain, ada penurunan ekonomi yang mencolok sejak September, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan pasukan untuk perang.
Berdasarkan penelitian dari Bank Sentral Rusia, ekonomi negara menjadi lebih buruk pada September. Ditandai terjadinya permintaan yang menurun dan inflasi meningkat.
Nabiullina mengatakan kepada para pejabat Pemerintahan Rusian untuk bersiap menghadapi situasi terburuk. Dia pun mengusulkan untuk restrukturisasi ekonomi. "Ya, situasinya bisa memburuk, kami memahami ini," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.