Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dominan Ekspor, Industri Perlu Dorong Hilirisasi Produk Kakao

Kompas.com - 18/11/2022, 19:33 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menjelaskan, selama ini 85 persen atau 319.431 ton dari total produksi cokelat domestik dijadikan produk ekspor. Sementara, hanya 15 persen yang digunakan untuk kebutuhan domestik.  

Putu mengharapkan dengan adanya dorongan hilirisasi, penggunaan cokelat untuk industri domestik bisa terus ditingkatkan.

"Dengan demikian, cokelat akan lebih dioptimalisasi dan diolah menjadi produk yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi," ujar dia dalam keterangan pers, Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Mendunia, Produk Olahan Kakao RI Sudah Diekspor ke 96 Negara

Sementara, Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman mengatakan, konsumsi per kapita dari produk cokelat di dalam negeri masih tergolong sangat rendah yakni kurang dari 1 kilogram per kapita.

Terdapat jarak yang cukup besar di Indonesia ketika dibandingkan dengan Eropa yang konsumsinya mencapai 10 kilogram per kapita.

“Peluang untuk mendorong konsumsi produk cokelat dalam negeri masih sangat besar. Kami berharap makin banyak investor masuk untuk memproduksi lebih banyak end product berbahan kakao," ujar dia.

Dengan demikian, ia berharap dapat membantu ekonomi petani dan menjaga stabilitas harga kakao domestik.

Baca juga: Tingkatkan Nilai Produk Kakao Ri, Kemendag Jajaki Kemitraan dengan Produk Indikasi Geografis Italia

Menanggapi hal tersebut, Brand Manager dan Juru Bicara AICE Group Sylvana Zhong mengungkapkan, hilirisasi pengolahan akan menjaga standarisasi kualitas dan makin mendorong industri makanan dan minuman (FMCG) untuk mengembangkan produk berbasis kakao. 

Selain itu, hilirisasi yang dilakukan pemerintah juga dipercaya akan meningkatkan daya saing dan quality control.

"Yang pada akhirnya akan memperkuat perekonomian petani kakao dalam negeri," kata dia.

Ia menceritakan, Aice selama ini juga menggunakan bubuk kakao domestik dari petani lokal dalam varian produk es krimnya.

Cokelat adalah salah satu komposisi bahan yang cukup dominan dalam berbagai produk es krim Aice

Baca juga: Daftar Daerah Penghasil Kakao Terbesar di Indonesia

“Prioritas penggunaan produk dalam negeri dan memberikan multiplier kesejahteraan bagi masyarakat. Aice mendukung hilirisasi yang memberi dukungan bukan hanya ke industri, tapi juga dalam meningkatkan ekonomi pertanian Indonesia,” tandas Sylvana. 

Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2021/2022, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia sebagai negara pengolah produk kakao. Selain itu, Indonesia berada di urutan keenam di dunia sebagai produsen biji kakao terbesar.

Dilansir dari Kontan, industri pengolahan kakao mampu menyumbang devisa kepada negara hingga lebih dari 1 miliar dollar AS pada tahun 2020 dan 2021.

Baca juga: Maluku Bakal Punya Pertanian Kakao Komersial Berkelanjutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com