Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Pastikan Ketersediaan dan Harga Beras Nasional dalam Kondisi Normal

Kompas.com - 19/11/2022, 10:45 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comKementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan beras di Tanah Air dalam kondisi normal, tidak ada kekurangan ataupun kelangkaan. 

Adapun peningkatan harga beras saat ini disebabkan oleh faktor tahunan, sebab setiap Desember dan Januari selalu mengalami kenaikan harga.

Meski begitu, harga beras akan mengalami pelandaian pada Februari sampai Maret 2023 sehingga harganya kembali normal. Pasalnya, pada periode tersebut petani mulai memasuki panen raya.

Direktur Serelia pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab mengatakan, luas panen padi tahun 2022 mencapai 10,61 juta hektar (ha) dengan rerata produktivitas mencapai 5,2 ton per ha. 

Baca juga: Realisasi KUR Pertanian 2022 Lampaui Target, Kementan Tetap Minta Petani Memanfaatkannya

Fakta tersebut dipaparkan Ismail mengacu pada prognosa Krangka Sempel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS)

Menurut Ismail, seluruh data tersebut merupakan hasil survei jajaran Kementan bersama BPS dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Selanjutnya, hasil survei di evaluasi oleh para pakar statistik sebelum akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat.

"Pada Juni 2022 cadangan beras nasional mencapai 8 juta ton yang tersebar di penggilingan dan pedagang. (Cadangan beras) paling banyak ada di rumah tangga karena pembagian bantuan langsung tunai (BLT) juga langsung ke rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen," ujar Ismail dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Ismail menambahkan, terkait penyebab Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) belum melakukan penyerapan, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan harga antara penggilingan dan Bulog.

Baca juga: Antisipasi Gagal Panen, Kementan Ajak Petani di Tapanuli Selatan Asuransikan Lahan Pertanian

Untuk diketahui, penggilingan mematok harga sebesar Rp 10.300. Sementara itu, Bulog  menerapkan harga Rp 9.700. 

"Itulah kendala mengapa Bulog belum menyerap. Padahal, Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bulog harus membeli dengan harga pasar, yaitu di atas Rp 10.000," terang Ismail.

Berdasarkan hasil identifikasi dan cek ketersediaan stok beras di penggilingan, saat ini stok beras mencapai 1,87 juta ton.

Jumlah tersebut diperoleh berdasarkan data Sistem Informasi Monitoring Stok Pangan (Simonstok) dari Bapanas dan hasil konfirmasi dari Dinas Pertanian Provinsi. Adapun stok beras di penggilingan yang siap diserap Bulog sebesar 798.360 ton.

Lebih lanjut Ismail menjelaskan, berdasarkan hasil validasi lapangan di 7 provinsi per 18 November 2022, maka stok beras sebesar 353.620 ton beras akan dikerjasamakan dengan harga pasar.

Baca juga: BPS: Ekspor Pertanian Per Oktober Naik 3,7 Persen, Terbaik Kedua Setelah Migas

“Hasil standing crop pada September hingga Desember 2022 di 10 lokasi sentra produksi akan menghasilkan beras sebesar 6,59 juta ton. Sementara, pada November diperkirakan produksi beran mencapai 1,18 juta ton dan Desember 0,99 juta ton," kata Ismail.

Tidak ada impor beras umum

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menjelaskan bahwa Indonesia sejak tiga tahun terakhir sudah tidak melakukan impor beras umum. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com