Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BI Sebut 5 Faktor Ini Berpotensi Sebabkan Gejolak Ekonomi Global

Kompas.com - 22/11/2022, 09:02 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Kemudian, perang dan tensi geopolitik juga menyebabkan inflasi pangan karena rantai pasok menjadi terganggu. Bahkan di beberapa negara sampai terjadi krisis pangan.

3. Tren suku bunga tinggi untuk waktu yang lama

Lantaran terjadi inflasi yang tinggi tersebut, berbagai bank sentral berlomba menaikkan suku bunga acuan untuk meredam lonjakan inflasi. Hal inilah yang memicu tren suku bunga acuan tinggi dan diperkirakan akan berlangsung lama.

"Karena inflasinya dari sisi supply dari energi dan pangan, belum tentu inflasinya segera turun sehingga kenapa kejar-kejaran antara menaikkan suku bunga dan inflasi yang tinggi," jelas Perry.

Bank sentral AS (The Fed) menjadi salah satu bank sentral yang secara agresif menaikkan suku bunga acuan di 2022. Tercatat The Fed telah enam kali menaikkan suku bunga acuan dengan total kenaikan 375 basis poin (bps) menjadi di kisaran 3,75-4 persen.

BI memperkirakan di tahun depan The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan hingga tembus di level 5,25 persen. Diperkirakan puncak kenaikan di Kuartal I dan II 2023 dan kemungkinan tidak akan segera turun.

"Inilah high interest rate for longer, higher for longer. Di Eropa juga begitu ECB atau bank sentral Eropa juga akan terus menaikkan suku bunga dan juga di Inggris," ungkapnya.

Baca juga: Dollar AS Terus Menguat, BI: Kami Mati-matian Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

4. Penguatan nilai tukar dollar AS

Sikap agresif The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan kemudian berakibat pada penguatan nilai tukar dollar AS terhadap banyak mata uang dunia.

Penguatan ini terlihat pada indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09 persen year todate (ytd) selama tahun 2022.

"Semua negara mengalami tekanan pelemahan karena strong dollar AS. Dollar AS yang menguat karena Fed Funds Rate yang naik, yield US treasury yang juga naik," ucapnya.

5. Cash is the king

Lantaran dollar AS menguat itu, investor global pun cenderung menarik dana dari negara berkembang dan menyimpan dananya di instrumen investasi yang likuid seperti cash dan near cash. Sikap investor ini disebut cash is the king.

"Cash is the king ini yang terjadi di hampir seluruh dunia termasuk emerging market termasuk Indonesia. Kenapa terjadi aliran modal keluar khususnya dari emerging kembali ke Eropa karena yieldnya tinggi dan dollarnya juga strong," pungkasnya.

Baca juga: PDB Anjlok 2 Kuartal Berturut-turut, Rusia Resmi Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com