Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Witari, 1,5 Tahun Ekspor Kerajinan Kayunya Nihil Pesanan gara-gara Pandemi

Kompas.com - 22/11/2022, 11:23 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu UKM di Denpasar Bali bernama CV Tri Utama bergerak di bidang produksi dan eksportir kerajinan tangan, khususnya dari kayu.

Pemilik CV Tri Utama Ni Made Witari menceritakan pesanan kerajinan tangan miliknya terutama dari kayu, rotan, dan nipah yang kebanyakan berasal dari negara Eropa.

Namun pasar Asia seperti Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi juga dinilai cukup banyak melakukan pesanan terutama sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Kalau ke Eropa paling banyak permintaan dari Yunani dan Bulgaria. Ada juga ke negara Siprus. Untuk volume dari order tersebut setiap tahun (sebelum Covid-19) bisa sampai 10 kontainer per tahun," kata Witari dalam siaran pers, dikutip Selasa (21/11/2022).

Baca juga: Cerita Gede Suama yang Kebanjiran Order Laundry Selama KTT G20 Bali

Mencoba bangkit 

Sebelum Covid-19, Witari menjelaskan, total order yang bisa dipenuhi oleh Witari khusus pasar luar negeri bisa mencapai 10 kontainer per tahun. Namun saat ini setelah Covid-19 mereda, dia hanya bisa memenuhi order maksimal dua kontainer.

Meski begitu dia bersyukur saat ini secara perlahan permintaan produk dari dalam dan luar negeri mulai bergeliat lagi.

Ia menceritakan, omzet perusahaan dapat mencapai Rp 4 miliar sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun demikian, setelah Covid-19 omzet perusahaan hanya mampu mencapai maksimal Rp 1,5 miliar.

"Saat Covid-19 sedang tinggi-tingginya, semua buyer kita tanyain ternyata mereka juga mengalami kondisi yang sama. Jadi otomatis kami harus menunggu, setelah itu kami kontak lagi akhirnya mulai muncul kerja sama order di pertengahan 2021 dan kini mulai normal lagi," imbuh dia.

Baca juga: Cerita Bisnis Cerutu Golden Djawa dari Jember, Mejeng di Pagelaran KTT G20

1,5 tahun tak ada pesanan masuk, terpaksa PHK karyawan

Sebagai catatan, CV Tri Utama telah dirintis Ni Made Witari sejak tahun 1986.

Ia menceritakan, saat wabah Covid-19 melanda dunia, selama hampir 1,5 tahun tidak ada pesanan sama sekali sehingga ia terpaksa merumahkan karyawannya. 

"Sebelum Covid-19 saya punya 10 karyawan dan di saat Covid terpaksa kami pangkas sehingga kini hanya tinggal 2 orang saja termasuk saya," urai dia.

Baca juga: Cerita Devina, dari Penikmat Jadi Pebisnis Teh, Kini Berdayakan Ratusan Petani dari 20 Perkebunan Se-Indonesia

 

Kerja sama pendanaan dan pendampingan

Untuk mengatasi persoalan pendanaan usaha, saat ini CV Tri Utami sedang menjajaki kerja sama dengan salah satu securities crowdfunding.

Sementara, untuk dapat menggerakkan kembali bisnisnya, ia mengikuti beberapa kegiatan yang diadakan Kementerian Koperaasi dan UKM RI.

Belum lama ini, Witari menambahkan, dirinya juga ikut serta dalam pendampingan fasilitasi pembiayaan UKM ekspor yang diadakan KemenKopUKM.

Dari situ, Witari mengetahui bagaimana cara yang efektif dan efisien dalam memenuhi permintaan ekspor termasuk menyiasati kebutuhan pembiayaannya.

Selain itu Witari juga mendapatkan materi pendampingan terkait penyusunan laporan keuangan yang terstruktur tetapi mudah untuk diimplementasikan di tempat usahanya.

"Di samping itu ada support lain seperti pelatihan manajemen, pembiayaan untuk ekspor dan lainnya," tutur Witari.

Dia berharap KemenKopUKM bisa membantu memberikan pendampingan untuk mendapatkan sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat.

"Harapan kami KemenKopUKM tetap bisa memberikan dukungannya, yang paling utama yang kami butuhkan adalah pembiayaan ekspor. Kemudahan itu yang ingin kami dapatkan karena betul-betul perusahaan kami ini sangat membutuhkannya," pungkas Witari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com