Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup GrabKitchen, Grab Akui Akan Ada PHK Belasan Karyawan

Kompas.com - 22/11/2022, 16:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan ini, marak perusahaan startup digital yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Grab Indonesia selaku perusahaan startup digital juga tidak lepas dari kondisi tersebut.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, pihaknya melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan perusahaan startup digital. Hal ini dilakukan pada salah satu lini bisnis perusahaan, yakni GrabKitchen.

Rencananya, GrabKitchen ditutup mulai 19 Desember 2022, dan perusahaan akan melakukan PHK terhadap belasan karyawan. Layanan GrabKitchen sudah beroperasi sejak 2018, dan bisnisnya dinilai tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Baca juga: PHK 1.300 Karyawan, Berapa Penghematan Biaya yang Didapat GoTo?

“Saya coba cerita apa yang terjadi di Grab. GrabKitchen berdiri pada tahun 2018, dengan berjalannya waktu ternyata, tidak sesuai apa dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, kami mengambil keputusan yang sangat sulit,” kata Neneng dalam acara CEO Live Series #1 : Peluang Akselerasi Ekonomi Digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Neneng mengatakan, layaknya sebuah bisnis, Grab sudah mempertahankan bisnis GrabKitchen selama empat tahun. Bahkan, bisnis tersebut tetap dipertahankan saat pandemi dan setelah pandemi, tetapi tetap tak sesuai harapan.

“Karena ini bisnis, kalau kita sudah coba empat tahun, dan tetap pertahankan, meskipun pandemi, dan setelah pandemi, ya memang keputusan sangat sulit harus dibuat. Perusahaan digital teknologi, ini kita lakukan inovasi, mencoba, dan melihat hasilnya,” jelas dia.

Neneng menilai, PHK ini juga lantaran produk market fit-nya tidak sesuai. Neneng menilai dalam bisnis, PHK adalah hal yang biasa, namun perlu dipastikan selama bisnis berjalan, ada upaya-upaya yang dilakukan untuk memajukan bisnis tersebut.

Baca juga: Fenomena PHK Perusahaan Teknologi, Apa Penyebabnya?

“Produk market fit-nya enggak cocok dan di dalam dunia bisnis itu biasa. Tapi kalau kita memastikan dan mencoba selama empat tahun, ini keputusan sulit kami. Yang kami lakukan, kami diskusi dengan para merchant kami, yang kebanyakan mereka adalah merchant GrabFood,” lanjut dia.

Neneng mengungkapkan, kepada karyawan yang mengalami PHK, ia memberikan opsi untuk mencari pekerjaan pada divisi lain, atau memilih mengundurkan diri.

“Yang kena PHK belasan, karena yang belasan itu ada yang memang ingin (pensiun dini), ada juga yang memang (pindah ke lini bisnis Grab lainnya). Jadi enggak semua sesulit itu, ada juga yang memilih untuk mengambil kesempatan lain,” lanjut dia.

Neneng yakin, dengan kondisi yang tidak pasti saat ini, pilihan PHK adalah merupakan opsi terakhir. Namun, untuk menyelamatkan bisnis, perusahaan mau tak mau mengambil pilihan sulit, yakni PHK.

“Semua perusahaan saya yakin akan melakukan hal yang sama,” tegas dia.

Baca juga: Soal PHK Massal di Startup, Komut Telkom: Tidak Ada Bisnis 100 Persen Untung Terus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com