Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Melonjak Usai OPEC Bantah Akan Naikkan Produksi

Kompas.com - 23/11/2022, 07:21 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan hari Selasa (22/11/2022) waktu setempat atau Rabu pagi (WIB/ waktu Indonesia). Kenaikan harga minyak dunia terjadi setelah eksportir utama Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) bertahan untuk tidak menaikkan produksinya.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 1,2 persen, menjadi 88,53 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,4 persen, menjadi 81,18 dollar AS per barrel.

Arab Saudi menilai langkah untuk tetap mengurangi pasokan minyak dilakukan untuk menyeimbangkan pasar. Komentar Arab Saudi terkait hal ini bahkan melebihi kekhawatiran resesi global dan kenaikan kasus Covid-19 di China.

Baca juga: OPEC Bikin Harga Minyak Dunia Kembali Turun, WTI Melemah ke Level 78 Dollar AS

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari Senin juga mnyangkal laporan Wall Street Journal yang mengungkapkan bahwa OPEC berencana akan meningkatkan produksi. Sentimen itu membuat harga minyak pada perdagangan Senin sempat anjlok 5 persen.

“Harga minyak mentah berusaha untuk memulihkan kerugian. Arab Saudi juga telah membantah ada diskusi tentang peningkatan pasokan minyak dengan OPEC dan sekutunya. Hal tersebut mendukung pasar hari ini,” kata analis Avatrade Naeem Aslam.

Produsen OPEC besar lainnya Uni Emirat Arab juga membantah terkait dengan pembicaraan tentang perubahan mengenai perjanjian OPEC+ bulan lalu untuk menurunkan produksi. Pun demikian dengan Kuwait mengatakan tidak ada pembicaraan tentang kenaikan produksi.

OPEC, Rusia dan sekutu lainnya, yang dikenal sebagai OPEC+, rencananya akan melakukan pertemuan pada 4 Desember mendatang, atau sehari sebelum dimulainya larangan impor minyak Rusia oleh Eropa dan negara G7 sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Kembali Turun, Harga Minyak Mentah Berada di Level 80-an Dollar AS


Pada 5 Desember, larangan Uni Eropa terhadap impor minyak mentah Rusia akan dimulai, seperti rencana yang digaungkan bersama negara G7. Namun demikian layanan pengiriman minyak Rusia masih dilakukan namun dengan harga rendah.

"Risiko kritis terhadap kebijakan pembatasan harga adalah potensi pembalasan Rusia, yang akan mengubahnya menjadi kejutan bullish tambahan untuk pasar minyak," kata Stephen Innes, mitra pengelola di SPI Asset Management.

Sementara itu, kekhawatiran atas permintaan minyak dalam menghadapi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan kebijakan penguncian Covid-19 yang ketat di China masih membatasi kenaikan harga minyak.

Terbaru, Beijing menutup taman, pusat perbelanjaan, dan museum pada hari Selasa. Ini menyusul penguncian yang dilakukan secara masal. Pemerintah China bahkan memperingatkan akan pandemi Covid-19 yang lebih parah, sehingga perlu untuk memperketat aturan memasuki kota.

Baca juga: Masalah Geopolitik dan Permintaan Dorong Harga Minyak Dunia Anjlok

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNBC


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Wamenkeu: Sektor Keuangan Berperan Besar Mendukung Penurunan Emisi

Wamenkeu: Sektor Keuangan Berperan Besar Mendukung Penurunan Emisi

Whats New
IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

IHSG Ditutup Turun Hampir 1 Persen, GOTO, PTRO, dan BREN Jadi Biang Kerok

Whats New
Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor

Whats New
Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com