JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, Indonesia akan menghadapi tantangan pertandingan kurs dengan mata uang asing pada dua tahun ke depan. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kertersediaan devisa di dalam negeri.
"Kenapa devisa penting? Sebab satu, dua tahun ke depan, pertandingan kita adalah di kurs mata uang asing. Amerika Serikat (AS) meningkatkan suku bunga kembali dan BI (Bank Indonesia) sudah tingkatkan suku bunga lagi," ungkapnya dalam acara PLN Local Content Movement for The Nation (Locomotion) 2022 di JCC, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS itu pun dimaksudkan untuk menarik masuknya aliran dana ke negara Paman Sam itu, alhasil menguatkan nilai dollar AS.
Baca juga: Mungkinkah Kurs Rupiah Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS? Ini Kata Analis
Di sisi lain, bank-bank sentral negara lain, termasuk Indonesia, ikut menaikkan suku bunga agar mempertahankan aliran modal tak keluar dari negaranya.
"Sehingga ini jadi tantangan jaga cadev (cadangan devisa)," kata Airlangga.
Dia menyebutkan, salah satu tantangan yang dihadapi pada masa krisis keuangan di 2008 adalah kelangkaan dollar AS di dalam negeri. Belajar dari masa lalu, maka perlu upaya untuk menjaga ketersediaan devisa, bahkan mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS.
Maka upaya yang dilakukan, kata Airlangga, di antaranya dengan mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau subtitusi impor. Menurut dia, target dari kebijakan TKDN adalah membangun industri berorientasi ekspor untuk hasilkan devisa, serta menggantikan produk impor dengan produk dalam negeri untuk menghemat devisa.
"Krisis 2008 itu terjadi kelangkaan dollar AS. Oleh karena itu, kebijakan substitusi impor, kurangi demand (permintaan) terhadap dollar AS itu penting," imbuh dia.
Selain melalui TKDN, upaya mengurangi penggunaan dollar AS dilakukan pemerintah melalui keterlibatan dalam Inisiatif Chiang Mai (CMI), yakni kesepakatan pertukaran mata uang multilateral yang melibatkan sepuluh anggota ASEAN serta tiga negara mitra yakni China, Jepang, dan Korea Selatan.
"Jadi melalui ASEAN kita ada Chiang Maiciangmai Inisiatif, di mana kita ada (kerja sama) local currency swap," katanya.
Baca juga: BI Tengah Godok Insentif agar Devisa Hasil Ekspor SDA Betah Parkir di Dalam Negeri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.