Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Beredar di Indonesia Meningkat, Jumlahnya Tembus Rp 8.222 triliun

Kompas.com - 23/11/2022, 21:48 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas nasional atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali mengalami pertumbuhan pada Oktober 2022.

Data bank sentral menunjukan, pada Oktober 2022 posisi M2 sebesar Rp 8.222,2 triliun, atau tumbuh 9,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan itu sedikit lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni sebesar 9,1 persen secara yoy.

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,9 persen yoy," kata dia dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Ramai PHK di Perusahaan Startup Digital, Apakah Investor Kehabisan Uang?

Asal tahu saja, sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Adapun uang kuasi, dengan pangsa 42,7 persen dari M2, tercatat sebesar Rp 3.511,7 triliun pada Oktober 2022, atau tumbuh 3,5 persen secara yoy, tumbuh melambat dari bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen secara yoy.

Di sisi lain sisi lain, surat berharga selain saham menunjukkan pertumbuhan positif 0,3 persen secara yoy, meningkat tipis dari bulan sebelumnya 0,1 persen secara yoy.

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada Oktober 2022 dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

Penyaluran kredit pada Oktober 2022 tumbuh 11,7 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,8 persen yoy, terutama ditopang penyaluran kredit produktif atau investasi.

Sebagai informasi, kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman, dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga, tagihan akseptasi, dan tagihan repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 16,8 persen yoy, setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 32,5 persen yoy.

Aktiva luar negeri bersih juga tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,8 persen yoy, setelah terkontraksi sebesar 5,3 persen yoy pada September 2022.

Baca juga: Rupiah Terdepresiasi Lebih Dalam dari Mata Uang Lain, Gubernur BI: Ojo Dibanding-bandingke

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com