APEC menyebut usaha kecil sebagai mesin penggerak ekonomi APEC. Sebab UMKM menyumbang 98 persen dari total bisnis di kawasan APEC dengan jumlah karyawan mereka lebih dari separuh total angkatan kerja.
UMKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan PDB di kawasan APEC. UMKM berkontribusi dari 20 dan 40 hingga 60 persen dari PDB lokal di sebagian besar ekonomi APEC, dan berkontribusi sekitar 35 persen dari total ekspor.
Untuk mendorong pemulihan ekonomi secara inklusif dan meraih pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan seimbang, APEC memberikan akses pembiayaan kepada UMKM sambil melakukan restrukturisasi utang; dan membantu UMKM mengatasi lanskap pasar yang berkembang.
Saat ini, terdapat 23 proyek dan inisiatif yang dilaksanakan APEC untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor UMKM dengan penekanan pada mendukung ketahanan dan pemulihan mereka di setiap aspek bisnis.
Inisiatif ini dipandu oleh visi jangka panjang APEC untuk 20 tahun ke depan—Visi Putrajaya 2040 dan Rencana Aksi Aotearoa di luncurkan di Malaysia tahun 2020 lalu.
Untuk mempercepat kemajuan ekonomi, APEC mendorong setiap anggotanya untuk mengadopsi laju kemajuan teknologi digital dan melakukan transformasi digital.
Pada tahun 2020, APEC mengesahkan Rencana Strategis APEC 2020–2024, yang mencakup empat area prioritas, dengan tujuan sebagai berikut, yaitu transformasi digital, pengembangan SDM untuk menguasai literasi digital, mengembangkan fasilitas dan daya saing travel, dan mendorong pariwisata berkelanjutan.
Di sektor bisnis, APEC telah mendorong 79 persen dari CEO di kawasan APEC mengubah fokus investasi mereka selama tiga tahun ke depan menuju transformasi digital.
Statistik terbaru dari SMEWG APEC menyebutkan, kontribusi ekonomi digital terhadap PDB global pada 2017 adalah 5 persen. Pada 2020, kontribusinya naik menjadi 20 persen, dengan 1,36 triliun dolar AS.
Meski kontribusinya masih kecil bagi ekonomi APEC, UMKM yang menerapkan transformasi digital terbukti mampu menjaga pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Selain itu, transformasi digital juga menopang APEC sehingga memiliki perekonomian yang lebih inklusif dan terus tumbuh.
Karena transformasi digitalisasi terbukti dapat menumbuhkan kewirausahaan, dan membuat UMKM mampu menawarkan suatu proposisi nilai yang terdiferensiasi kepada pelanggan, pemasok dan karyawan.
Solusi atas masalah ekonomi yang mendera kawasan Asia-Pasifik, ditegaskan kembali lewat ‘Deklarasi Pemimpin 2022’ yang dihasilkan oleh PEC Economic Leaders' Week (AELW) tanggal 12-19 November 2022.
Lewat deklarasi tersebut APEC menegaskan kembali komitmen jangka panjangnya, mendorong pertumbuhan yang kuat, seimbang, aman, berkelanjutan, dan inklusif serta komitmen mereka untuk mewujudkan Visi APEC Putrajaya.
Para pemimpin APEC juga menyatakan tekad mereka untuk menegakkan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan.
Untuk merespons dan memitigasi dampak pandemi Covid-19, para pemimpin APEC bertekad untuk mencapai pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 dan akan memperkuat sistem untuk mempersiapkan krisis di masa depan.
Tentunya, kita berharap, melalui berbagai upaya sebagaimana dibahas di atas, dan lewat Deklarasi Pempimpin 2022, setiap anggota APEC, khusunya pemerintah Indonesia, lebih intensif mengatasi tantangan hari ini, seperti kenaikan inflasi dan krisis energi serta pangan akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.