Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tumpahan Minyak Montara Bikin Luhut Kesal: Jangan Main-main Kau di Indonesia

Kompas.com - 25/11/2022, 05:49 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta uang kompensasi tumpahan minyak di Montara, Australia, bisa dikelola secara profesional.

Selain itu kompensasi diharapkan bisa memberi manfaat bagi masyarakat yang terdampak, begitu juga lingkungan sekitarnya.

Hal itu disampaikan setelah PTT Exploration and Production (PTTEP) sepakat akan membayarkan kompensasi sebesar 192,5 juta dolar Australia (setara 129 juta dollar AS) kepada nelayan dan petani rumput laut di NTT atas kasus tumpahan minyak di Montara.

"Saya tadi juga usul mungkin dibuat koperasi nelayan dan dikelola secara profesional. Nanti, kita asistensi supaya jangan uangnya itu nanti hilang," kata Luhut dikutip dari Antara, Jumat (25/11/2022).

Baca juga: Stok Ayam Berlebih Bikin Peternak Merugi, Ironi Masalah Klasik yang Terus Berulang

Ia menuturkan pihaknya akan segera menugaskan profesional untuk menghitung modal awal untuk pembentukan organisasi atau koperasi yang mana petani dan nelayan di wilayah tersebut bisa melakukan usaha produktif.

"Sehingga, betul-betul rakyat sana sejahtera," kata dia.

Luhut juga menegaskan selain bisa dimanfaatkan dengan baik, uang kompensasi juga harus bermanfaat bagi perbaikan ekosistem perairan yang terdampak.

Hal itu, menurutnya, dilakukan sebagai penegasan pada dunia bahwa Indonesia sangat serius soal masalah pencemaran lingkungan.

Baca juga: Menkes Sindir Orang Kaya Berobat Dibayari BPJS, Memangnya Salah?

"Kita mau tunjukin ke dunia, hei jangan main-main kau di Indonesia. Kalau kau bikin begini, kita akan kejar kau sampai ke manapun. Jangan dia pikir bisa bayar sini bayar sana, ini negara yang sekarang makin teratur," tegasnya.

Ketua Satgas Penanganan Kasus Tumpahan Minyak Montara Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan nilai kompensasi yang disepakati itu akan dibagi kepada sekitar 15 ribu nelayan dan petani rumput laut yang terdampak kasus tumpahan minyak yang terjadi Agustus 2009 silam.

"Kalau dari angka yang ada per nelayan dapat 6 ribu-7 ribu dolar Australia, kira-kira kurang lebih," katanya.

Purbaya mengatakan jumlah tersebut bisa saja naik karena pihaknya masih mengusahakan upaya negosiasi dengan pengacara.

Baca juga: Info Harga Galon Aqua Kosong di Warung ataupun Minimarket Terbaru

Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu menuturkan, meski tidak semua pihak puas dengan besaran kompensasi tersebut, jumlah tersebut jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Pemerintah juga masih menunggu keputusan pengadilan terkait kapan kompensasi akan dicairkan. Namun, ia menegaskan pemerintah akan memastikan para nelayan mendapatkan haknya.

Di sisi lain, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mengatakan pihaknya menerima besaran kompensasi tersebut. Ia juga berharap kompensasi bisa dikelola secara profesional.

"Kami ingin ini dikelola profesional untuk kebutuhan masyarakat di sana," kata Ferdi.

Baca juga: Satu Galon Berapa Liter Air? Ini Cara Menghitungnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

Whats New
Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Spend Smart
'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Naik Rp 6.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 16 April 2024

Earn Smart
Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Resmi Melantai di BEI, Harga Saham ATLA Melesat 35 Persen

Whats New
Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Bulog Serap 120.000 Ton Gabah Lokal Selama Libur Lebaran

Whats New
Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Mengawali Perdagangan Usai Libur Lebaran, IHSG Ambruk 2,8 Persen, Rupiah Jeblok 1,51 Persen

Whats New
Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, KAI Proyeksi Hari Ini Ada 900.000 Pengguna KRL

Whats New
Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Whats New
IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Melemah Usai Libur Lebaran, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com