Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Transmisi Suku Bunga

Kompas.com - 28/11/2022, 05:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Telah terlihat adanya pemulihan awal kinerja korporasi dan rumah tangga. Kemampuan keuangan dan kapasitas membayar dari korporasi, khususnya sektor pertambangan, migas, dan perdagangan membaik.

Tingkat pembelian barang-barang konsumsi oleh rumah tangga juga meningkat. Pertumbuhan kredit UMKM tahunan, tercatat kenaikan sekitar 17 persen.

Perbankan juga memperbaiki tata kelola, prudensial, manajemen risiko, namun dengan standar persyaratan satu pilar memungkinkan ekspansi pembiayaannya. Perbankan juga membidik penyaluran kredit secara selektif.

Kondisi Perbankan

Kondisi perbankan pada umumnya masih cukup kuat. Rata-rata Modal Perbankan lebih dari cukup dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio /CAR tetap tinggi sebesar 25 persen, jauh di atas CAR minimum 12 persen.

Risiko perbankan juga tetap rendah dilihat dari kinerja rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) mencapai 0,77 persen (NPL neto) dan 2,78 persen (NPL bruto)

Dana pihak ketiga perbankan tumbuh hampir 10 persen, menunjukkan kuatnya likuiditas perbankan.

Peningkatan DPK terjadi pada kelompok korporasi dan rumah tangga sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional.

Masalahnya tingkat rasio pinjaman atau LDR perbankan umumnya belum optimal dibanding dengan masa sebelum covid-19.

Dalam jangka pendek, Perbankan di Indonesia akan mengalami dampak kenaikan suku bunga. Meskipun kondisi perbankan masih kuat, kenaikan suku bunga BI akan mengganggu pertumbuhan pinjaman ke sektor riil.

Tidak hanya akan mengganggu pinjaman nasabah baru, namun pengusaha yang memiliki outstanding pinjaman harus menyesuaikan kenaikan bunga pinjaman.

Suku bunga pinjaman dalam waktu dekat diperkirakan mencapai 10 persen, di atas rata-rata saat ini 9 persen.

Kenaikan suku bunga pinjaman akan memberatkan pengusaha nasabah, khususnya pengusaha UMKM dan sektor industri manufaktur serta perdagangan retail yang sedang dalam masa pemulihan.

Inflasi secara musiman juga mengalami kenaikan akhir tahun, tampaknya BI masih akan menaikkan suku bunga lagi bulan Desember atau Januari. Belum lagi faktor risiko global masih akan terus mengancam inflasi.

Sampai saat ini transmisi kenaikan suku bunga masih terbatas pada sektor keuangan saja. Penarikan dana masih terbatas.

Risiko inflasi domestik dengan demikian masih ada. Kedepan apabila BI terus menaikkan suku bunga tentu bunga LPS akan naik pula dan diikuti dengan kenaikan bunga perbankan.

Era suku bunga rendah sudah berakhir. Kini Perbankan harus mampu menyesuaikan kembali dengan suku bunga yang tidak lagi rendah.

Suku bunga tinggi akan ditransmisikan ke nasabah dan konsumen akhir. Bisa jadi konsumen akan menghentikan laju belanja untuk sementara.

Mudah-mudahan masa tunggunya tidak lebih dari tiga hingga enam bulan. Kondisi ekonomi global secara umum dalam masa menurun dan menghadapi ancaman resesi.

Nasihat yang paling bijaksana bagi para pengusaha dan konsumen adalah bersiap-siap menghadapi badai ekonomi yang akan datang dengan konsolidasi dan penghematan serta efisiensi bisnis sedini mungkin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com