Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos OJK Ungkap Sederet Tantangan yang Dihadapi Sektor Jasa Keuangan Indonesia

Kompas.com - 28/11/2022, 14:45 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sektor jasa keuangan di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan tersendiri di luar tantangan ketidakpastian ekonomi.

"Di luar risiko-risiko secara makro, sektor jasa keuangan di Indonesia menghadapi tantangan tersendiri pula," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (28/11/2022).

Mahendra melanjutkan, tantangan tersebut di antaranya kondisi kedalaman pasar keuangan yang relatif masih rendah dibandingkan negara-negara lainnya.

Baca juga: Wacana Pengawasan Koperasi di Bawah OJK, Melanggar Asas?

Kemudian, indeks literasi dan inklusi keuangan yang meskipun sudah membaik menjadi masing-masing sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen tapi selisihya masih cukup tinggi yakni 35,42 persen.

Gap literasi dan inklusi ini, kata dia, menunjukkan banyaknya masyarakat yang memanfaatkan layanan jasa keuangan (LJK) tanpa pemahaman penuh terhadap kegunaan maupun risiko dari produk keuangan yang dimilikinya.

Sementara dari aspek integritas sistem keuangan, masih terdapat potensi transaksi terkait dengan kegiatan ilegal seperti judi online maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

Baca juga: OJK dan Industri Jasa Keuangan Salurkan Bantuan Rp 750 Juta untuk Korban Gempa Cianjur


"Sehingga memerlukan upaya industri jasa keuangan untuk memitigasi dan menangkar risiko transaksi ilegal tersebut melalui penerapan tata kelola dan strategi anti fraud yang berkesinambungan," ucapnya.

Selain itu, industri jasa keuangan Indonesia juga harus menghadapi tantangan perekonomian global yang masih terus mengalami guncangan dan ketidakpastian.

Pasalnya, saat ini tingkat inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan semula. Sedangkan konflik geopolitik serta krisis pangan dan energi di berbagai negara, termasuk di negara-negara maju telah meningkatkan risiko yang dihadapi dan kemungkinan dapat membawa dunia kepada stagflasi ekonomi.

Baca juga: Simak 5 Ciri Penipuan Berkedok Investasi dari OJK

Selain itu, disrupsi rantai pasok global akibat pandemi Covid-19 juga terus mempengaruhi kecepatan laju konsumsi dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara.

Sementara itu, kondisi keuangan yang makin mengetat juga memicu terjadinya tekanan pada sektor keuangan sedangkan tantangan domestik dan nasional masih perlu dihadapi.

"Walaupun ekonomi nasional tetap terjaga baik ditunjukkan oleh pertumbuhan sampai Kuartal III tahun ini, namun risiko perlambatan ekonomi global bahkan kemungkinan stagflasi tadi menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian nasional dan kinerja sektor jasa keuangan," ungkapnya.

Baca juga: Mahasiswa IPB Jadi Korban Penipuan, OJK Lobi Pinjol Beri Keringanan Pembayaran

Dia melanjutkan, melemahnya permintaan global di tahun mendatang, gejolak harga komoditas, liquidity mismatch, dan kenaikan biaya modal dapat mempengaruhi profil risiko dan kinerja sektor jasa keuangan.

Oleh karena itu, dia bilang, luka memar atau scarring effect akibat pandemi Covid-19 memerlukan langkah-langkah penyehatan yang sinergis khususnya untuk mendorong pemulihan sektor riil, manufaktur padat karya, segmen UMKM, dan sektor prioritas lainnya.

"Tantangan lain yang juga dihadapi adalah bagaimana terus menjaga program pembangunan berkelanjutan termasuk perubahan iklim serta digitalisasi yang antara lain juga akan terus meningkatkan risiko termasuk serangan siber di sektor keuangan," tukasnya.

Baca juga: SWI OJK Pastikan Bantu Mahasiswa IPB yang Jadi Korban Pinjol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com