Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Terapkan Prinsip Industri Hijau, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan dari Kemenperin

Kompas.com - 28/11/2022, 17:12 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali meraih penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia (RI) pada Jumat (25/11/2022).

Penghargaan tersebut diraih berkat komitmen Pupuk Kaltim dalam melakukan penerapan prinsip industri hijau, mulai dari proses produksi hingga aktivitas bisnis perusahaan.

Adapun penghargaan diserahkan oleh Staf Ahli Menteri bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin Andi Rizaldi kepada Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi.

Rahmad mengatakan, Pupuk Kaltim berkomitmen mengimplementasikan industri hijau secara berkesinambungan dengan mengedepankan prinsip environment, social, and governance (ESG).

Prinsip tersebut diimplementasikan pada sejumlah bidang, mulai dari efisiensi energi, efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong, hingga efisiensi pemakaian air.

“Tak hanya di lingkungan perusahaan, implementasi industri hijau juga kami lakukan lewat pemberian nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat,” ujar Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (28/11/2022).

Selain industri hijau, lanjut Rahmad, Pupuk Kaltim juga menerapkan inovasi teknologi yang mengacu pada prinsip reduce, reuse, recycle, and recovery (4R) untuk proses produksi.

Penerapan teknologi tersebut akan dibarengi dengan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di unit penunjang serta pemenuhan baku mutu lingkungan pada limbah cair ataupun emisi.

“Penggunaan EBT sangat membantu masyarakat. Utamanya, dalam penyediaan alternatif sumber energi yang selama ini terbatas akibat akses yang cukup jauh dari daratan. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan mengolah panel surya dan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk dimanfaatkan nelayan di perkampungan Atas Air, Kota Bontang, Kaltim,” jelas Rahmad.

Rahmad menambahkan bahwa saat ini, Pupuk Kaltim juga telah mengembangkan beragam inovasi terkait implementasi industri hijau, salah satunya penambahan LP Amonia Absorber di Unit Pabrik-4.

Penambahan absorber tersebut, kata Rahmad, bisa berdampak pada efisiensi energi dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) saat memproduksi amonia.

Inovasi lain yang dilakukan oleh Pupuk Kaltim adalah pengaktifan kembali pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2).

Langkah tersebut berpotensi mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 398.000 ton per tahun.

Sementara untuk efisiensi air, Pupuk Kaltim memiliki inovasi berupa raw condensate (RC) dalam siklus regenerasi unit mix bed polisher.

Inovasi tersebut berfungsi untuk menurunkan air yang terbuang percuma melalui penerapan prinsip 4R sekaligus meningkatkan hasil produksi dengan penggunaan energi, air, dan material lain.

“Kami juga berkomitmen terhadap pengurangan dan pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah padat non-B3 yang tidak hanya terbatas di lingkungan dan area pabrik,” tutur Rahmad.

Dari inovasi tersebut, sejumlah efisiensi yang dilakukan pada beberapa hal dapat tercapai maksimal, mulai dari efektivitas proses produksi, peningkatan performa perangkat pabrik, hingga jasa pelayanan dan perbaikan dengan penghematan mencapai miliaran rupiah.

Berkat kajian LCA

Keberhasilan Pupuk Kaltim dalam meningkatkan kualitas lingkungan tak terlepas dari strategi dan kebijakan yang telah diambil perusahaan.

Salah satu kebijakan tersebut diterapkan berdasarkan kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan.

"Pupuk Kaltim pun menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan atau environmental product declaration (EPD) dari EPD Southeast Asia pada 2021," terang Rahmad.

Rahmad menyebutkan bahwa keberhasilan Pupuk Kaltim berkat strategi dan kebijakan yang telah diambil perusahaan. Dok. Pupuk Kaltim Rahmad menyebutkan bahwa keberhasilan Pupuk Kaltim berkat strategi dan kebijakan yang telah diambil perusahaan.

Ke depan, sambung Rahmad, Pupuk Kaltim secara proaktif akan terus mendorong dekarbonisasi guna mencapai target nol emisi bersih atau net zero emission (NZE) pada 2060.

Selain itu, Pupuk Kaltim juga memiliki target untuk bisa membantu pemerintah dalam melakukan pengurangan emisi karbon sebesar 32 persen pada 2030.

“Upaya tersebut akan kami lakukan melalui penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari gas buangan produksi. Dengan begitu, kami dapat mengurangi jejak karbon dari proses produksi,” ucap Rahmad.

Tak hanya itu, Pupuk Kaltim juga akan fokus menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau di masa depan.

Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh di lingkungan perusahaan.

"Pupuk Kaltim terus menyinergikan aspek lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan sebagai dasar mengelola dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana," jelasnya.

Penerapan industri hijau berpengaruh pada perekonomian nasional

Sementara itu, Andi menjelaskan bahwa penerapan industri hijau secara langsung ataupun tidak langsung akan memengaruhi perekonomian nasional.

Menurutnya, salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari penerapan industri hijau adalah penurunan biaya produksi.

Selain itu, penerapan industri hijau juga dapat memicu peningkatan produksi per satuan waktu sehingga berpengaruh pada harga produk di pasaran.

Lebih lanjut Andi mengatakan, kemampuan produk dalam bersaing dapat meningkatkan total penjualan dan peluang green job di masyarakat.

Berkat hal itu, pendapatan dari sektor tersebut dapat berkontribusi pada perekonomian negara melalui peningkatan pajak dan devisa.

“Sejauh ini, beberapa industri telah membuktikan bahwa upaya hijau mampu memberikan manfaat dan keuntungan. Hal tersebut termasuk pada investasi dalam bentuk pengadaan dan perekayasaan teknologi. Upaya ini mampu meningkatkan efisiensi proses produksi,” kata Andi.

Andi menambahkan, manfaat dan keuntungan lain yang diperoleh perusahaan dalam penerapan industri hijau adalah peningkatan reputasi dalam memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dan pasar.

Dengan demikian, perusahaan bisa menjaga peluang daya saing serta menciptakan kondisi yang aman bagi karyawan.

Ke depan, sambung Andi, Kemenperin akan mendorong perusahaan yang telah menerapkan industri hijau agar dapat memperoleh preferensi bunga pinjaman dan keringanan pajak. Upaya ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah sekaligus sebagai stimulan bagi industri agar terus berkomitmen dalam menerapkan industri hijau.

"Meski begitu, hal tersebut memerlukan kerja sama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan. Ini dibutuhkan agar target percepatan dan penguatan industri hijau semakin tercapai. Sekali lagi, kami sampaikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang telah menerapkan industri hijau secara konsisten dan berkelanjutan," ucap Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com