Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Sempat Sentuh Level Terendah dalam 11 Bulan

Kompas.com - 29/11/2022, 07:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia bergerak volatil pada perdagangan Senin (28/11/2022) waktu setempat.

Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh sentimen penurunan produksi OPEC+ yang mengimbangi kekhawatiran pembatasan di China.

Mengutip CNBC, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup menguat 1,3 persen menjadi 77,24 dollar AS per barrel, setelah sempat menyentuh level terendah sejak Desember 2021 di level 73,60 dollar AS.

Sedangkan harga minyak Brent turun 0,5 persen menjadi 83,19 dollar AS per barrel. Pada awal sesi, Brent ini sempat anjlok ke posisi terendah sejak 4 Januari 2022, yakni di level 80,61 dollar setelah melemah lebih dari 3 persen.

Baca juga: Kasus Tumpahan Minyak Montara, Petani NTT Dapat Kompensasi Rp 2 Triliun

Keduanya jenis minyak ini mengalami penurunan mingguan untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

“Kabar yang beredar adalah ada desas-desus bahwa OPEC+ sudah mulai melontarkan gagasan pengurangan produksi pada hari Minggu. Itu membantu membalikkan kerugian yang disebabkan oleh protes China dalam semalam,” kata Matt Smith, kepala analis minyak di Kpler.

Analis Eurasia Group mengungkapkan, melemahnya permintaan dari China dapat memacu Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia untuk memangkas produksi setelah mengurangi pasokan pada Oktober.

“Keputusan akan bergantung pada lintasan harga minyak ketika OPEC+ bertemu dan seberapa besar gangguan yang terlihat di pasar karena sanksi UE,” tulis Eurasia Group.

OPEC+ akan melakukan pertemuan pada 4 Desember mendatang, setelah pada bulan Oktober, OPEC+ setuju untuk mengurangi target produksinya sebesar 2 juta barrel per hari hingga tahun 2023.

Desas-desus tentang kemungkinan pemotongan produksi yang lebih besar muncul setelah, proyeksi permintaan China yang lemah. Pada akhir pekan lalu, ratusan demonstran dan polisi bentrok karena pembatasan Covid-19 yang ketat dinilai merugikan jutaan penduduk.

Presiden China Xi Jinping mengungkapkan pihaknya tetap berpegang pada kebijakan zero Covid. Bahkan saat sebagian besar dunia telah mencabut sebagian besar pembatasan. Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York mengatakan, pembeli spekulatif juga membantu membalikkan kerugian harga minyak di awal sesi.

“Hampir setiap kali, kami memiliki beberapa poin persentase bergerak lebih rendah,” katanya.

Di sisi lain, para diplomat negara G7 dan Uni Eropa telah membahas batas harga minyak Rusia antara 65 hingga 70 dollar AS per barrel. Tujuannya, membatasi pendapatan untuk mendanai serangan militer Moskow di Ukraina, tanpa mengganggu pasar minyak global. Batas harga akan mulai berlaku pada 5 Desember ketika larangan UE terhadap minyak mentah Rusia diberlakukan.

Baca juga: Harga Minyak Turun Usai Uni Eropa Tunda Pembicaraan Sanksi untuk Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com