Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koperasi Pasar Induk Cipinang Bantah Kementan soal Stok Beras Melimpah

Kompas.com - 29/11/2022, 15:01 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid membantah soal pernyataan Kementerian Pertanian (Kementan) soal stok beras nasional yang surplus atau melimpah.

Sebab, kata dia, stok beras sudah menipis di Pasar Induk Beras Cipinang sejak Agustus 2022.

"Kami sebagai pelaku pasar, kalau mengetahui surplus kan harusnya lebih. Tapi kenyataannya, sekarang ini mulai di bulan Agustus kemarin itu stok beras berkurang dan menipis sampai saat ini," ujarnya dalam diskusi Pataka secara virtual, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Yakin Produksi Beras Dalam Negeri Cukup, Mentan: Cek Saja Data BPS

Bahkan, Zulkifli menyebutkan, stok beras akan kritis pada Desember 2022 hingga Februari 2023. Sebab, kata dia, stok beras Bulog hanya sekitar 625.000 ton.

"Itu saya rasa sangat tidak cukup untuk menghadapi akhir tahun sampai Februari yang akan datang. Kenapa begitu? Karena harga sekarang melonjak terus, sedangkan beras yang datang hari ini dari daerah semuanya boleh dikatakan tidak ada," jelas dia.

Oleh sebab itu, dia mendorong agar Perum Bulog bisa segera langsung memasok beras, sekalipun harus mengimpor.

"Stok satu-satunya yang membantu untuk saat ini adalah Bulog sendiri yang mengeluarkan stok yang ada. Tapi stok yang ada sekarang juga kelihatannya tidak terlalu banyak, sangat memprihatinkan. Jadi satu-satunya untuk mengambil langkah kita harus impor," ungkap dia.

Baca juga: Indef Sayangkan Apabila Bulog Tetap Impor Beras, Januari Sudah Panen Raya


Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan beras di Tanah Air dalam kondisi normal, tidak ada kekurangan ataupun kelangkaan. 

Adapun peningkatan harga beras saat ini disebabkan oleh faktor tahunan karena setiap Desember dan Januari selalu mengalami kenaikan harga.

Meski begitu, harga beras akan mengalami pelandaian pada Februari sampai Maret 2023 sehingga harganya kembali normal. Pasalnya, pada periode tersebut petani mulai memasuki panen raya.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Beras Nasional, Mentan SYL Kawal Gerakan Tanam di Kawasan Food Estate Kapuas

Direktur Serelia pada Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab mengatakan, luas panen padi tahun 2022 mencapai 10,61 juta hektar (ha) dengan rerata produktivitas mencapai 5,2 ton per hektar. 

Fakta tersebut dipaparkan Ismail mengacu pada prognosa Krangka Sempel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS)

Menurut Ismail, seluruh data tersebut merupakan hasil survei jajaran Kementan bersama BPS dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Selanjutnya, hasil survei di evaluasi oleh para pakar statistik sebelum akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat.

"Pada Juni 2022 cadangan beras nasional mencapai 8 juta ton yang tersebar di penggilingan dan pedagang. (Cadangan beras) paling banyak ada di rumah tangga karena pembagian bantuan langsung tunai (BLT) juga langsung ke rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen," ujar Ismail dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: Cadangan Beras Menipis, Bos Bulog: Apa Pun Saya Lakukan untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com