Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Indonesia Buka Keran Impor Beras?

Kompas.com - 29/11/2022, 15:27 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana akan mengimpor beras lantaran stoknya sudah menipis. Berdasarkan data Perum Bulog per 22 November 2022, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) hanya 426.573 ton.

Sementara jumlah stok beras yang harus dimiliki pemerintah hingga akhir tahun untuk ketahanan pangan harus mencapai 1,2 juta ton. Dengan kondisi itu, perlukah Indonesia impor beras?

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan, sebernarnya impor beras perlu dipertimbangkan jika Indonesia dihadapkan pada tiga kondisi.

Baca juga: Koperasi Pasar Induk Cipinang Bantah Kementan soal Stok Beras Melimpah

Pertama ketersediaan cadangan beras tidak mencukupi hingga waktu panen tiba. Kedua, harga beras mengalami peningkatan, baik di pasar tradisional maupun di supermarket. Ketiga, harga beras nasional lebih mahal dibandingkan harga beras di pasar internasional.

"Ketersediaan stok yang mencukupi akan membantu menjaga kestabilan harga beras. Kemudian harga beras yang stabil diharapkan dapat tetap terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya dalam siaran persnya, Selasa (29/11/2022).

Hasran menuturkan, biasanya menjelang akhir tahun, ada kecenderungan kenaikan harga beras yang berulang setiap tahunnya karena adanya peningkatan permintaan jelang Natal dan Tahun Baru. Lalu, tidak lama lagi Indonesia akan masuk ke bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Baca juga: Yakin Produksi Beras Dalam Negeri Cukup, Mentan: Cek Saja Data BPS


“Sementara sebagaimana yang kita lihat, krisis iklim sudah berdampak pada sektor pertanian dengan berkurangnya produksi, yang sangat mungkin terjadi akibat tertundanya musim panen dan musim tanam,” kata Hasran.

Sementara berdasarkan data yang diterimanya, cadangan beras di tingkat nasional pada pekan keempat september 2022 mencapai 6,8 juta ton. Stok beras ini diperkirakan hanya mampu bertahan selama 81 hari, dengan asumsi pemakaian stok beras per harinya mencapai 84.330 ton.

"Musim panen baru akan terjadi pada Februari sehingga masih ada permintaan beras selama sebulan yang harus dipenuhi," ungkap Hasran.

Baca juga: Indef Sayangkan Apabila Bulog Tetap Impor Beras, Januari Sudah Panen Raya

Belum lagi masalah harga. Dia menyebutkan, di pasar tradisional, data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan bahwa terjadi kenaikan secara bulanan pada harga beras yang terjadi sejak bulan Juli.

Sejak juli 2022, harga beras di pasar tradisional mengalami kenaikan sebesar 3,46 persen.

Dibandingkan bulan September, harga beras di pasar tradisional naik dari Rp 11.750 per kilogram pada September menjadi Rp 11.950 per kilogram pada Oktober. Selain itu, harga beras bulan Oktober merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir.

Dia pun menilai kenaikan harga di pasar tradisional ini berdampak terhadap keluarga berpenghasilan rendah di Indonesia karena mayoritas keluarga berpenghasilan rendah menghabiskan sebagian penghasilannya untuk konsumsi pangan.

Baca juga: Indef Sayangkan Apabila Bulog Tetap Impor Beras, Januari Sudah Panen Raya

Jika dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN seperti Filipina dan Thailand, harga beras di Indonesia juga masih cenderung mahal. Proses produksi yang belum efisien bisa menjadi perhatian untuk diatasi supaya proses produksi beras menjadi lebih efisien, harganya terjangkau dan kualitasnya berdaya saing.

"Melihat berbagai faktor tadi, tidak ada salahnya jika pemerintah mempertimbangkan opsi impor beras dengan tujuan untuk menjaga kestabilan harga di dalam negeri yang masih cenderung tinggi. Impor ini juga perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan hingga akhir tahun dan sebelum musim panen tiba," jelas dia.

Terkait petani, CIPS mendorong upaya peningkatan produktivitas pangan dan peningkatan kapasitas petani untuk terus dilakukan. Keduanya diperlukan dan dapat dilakukan lewat adopsi teknologi pertanian, modernisasi dan juga investasi.

"Proses transfer teknologi yang terjadi di dalam investasi diharapkan bisa membuat praktek ini lebih mudah diadaptasi oleh petani," pungkas Hasran.

Baca juga: Cadangan Beras Menipis, Bos Bulog: Apa Pun Saya Lakukan untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com