“IQOS mampu mengurangi paparan zat berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90-95 persen dibandingkan dengan rokok,” ungkap Vassilis.
Meskipun demikian, ia menekankan bahwa produk bebas asap tidak bebas dari risiko dan secara khusus ditujukan bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus mengonsumsi nikotin atau mengalami kesulitan berhenti.
Baca juga: BPJS Orang Kaya Tidak Dibedakan, Begini Penjelasan Menkes
Inovasi itu disambut baik. Pada tahun 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, memberikan izin pemasaran bagi IQOS sebagai produk tembakau dengan risiko yang dimodifikasi (Modified Risk Tobacco Product/MRTP).
"IQOS telah dipasarkan di 70 pasar di seluruh dunia. Sekarang sudah ada sekitar 13,5 juta orang yang berhenti merokok dan beralih ke IQOS," jelasnya.
Sebelumnya, Sampoerna telah berinvestasi untuk Fasilitas Produksi Batang Tembakau untuk IQOS dengan Merek HEETS di Karawang yang telah resmi beroperasi sejak November 2022.
Dari pengalaman di perusahaannya, Vassilis mengungkapkan, siapa pun perlu bermimpi dan berupaya menciptakan dampak positif bagi Indonesia.
Baca juga: RUU EBT Atur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.