Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Banyak orang menganggap jika memotret adalah kegiatan yang menyenangkan. Bahkan tak heran jika mereka menjadikan fotografi sebagai hobi.
Mengabadikan setiap momen dari balik lensa kamera menjadikan hal tersebut abadi nantinya. Namun, bagaimana jika hobi tersebut dijadikan sebagai karir? Apakah menjanjikan?
Dalam siniar Beginu episode “Resiko, Peneguhan, dan Bertahan Menjadi Fotografer” dengan tautan akses dik.si/BeginuBeaP1, Bea Wiharta menceritakan pengalamannya ketika melakukan peliputan yang mengubah beberapa hal di hidupnya.
Seperti pekerjaan lainnya, menjadi fotografer memiliki cerita tersendiri. Termasuk yang dialami oleh Bea Wiharta.
Bea bercerita bahwa dia sedang berusaha menyembuhkan luka-lukanya dan tak jarang ia mengalami gangguan psikis.
Penyebabnya adalah pengalaman Bea saat meliput di suatu tempat dan mendapati hal yang memilukan hingga memukul jiwanya karena intens dengan situasi menyedihkan tersebut.
Sebagai fotografer, tentu tidak hanya memotret tentang keindahan alam dan visual seseorang, tetapi juga bisa memotret sejumput emosional seseorang dan tragedi, seperti bencana alam dan beberapa kasus.
Baca juga: Pentingnya Punya Mindset Ini di Usia 20-an
Lantas, apakah sebenarnya berkarir sebagai fotografer merupakan hal yang menjanjikan? Bisa dikatakan, hal itu tergantung pada setiap individu. Ada yang menganggap menjadi fotografer adalah pekerjaan yang menyenangkan, namun ada juga yang menjadikan fotografi sebagai tempat pelarian.
Seorang fotografer profesional adalah seseorang yang membuat foto untuk mendapatkan penghasilan. Fotografer profesional bisa part time (paruh waktu) atau full time (penuh waktu).
Namun, kebanyakan adalah freelance (pekerja lepas) atau kontraktor independen yang bekerja berdasarkan proyek.
Munculnya fotografi digital telah menyebabkan ledakan dalam fotografi, baik sebagai bentuk seni kreatif maupun sebagai pilihan karir.
Untuk sebagian besar, fotografi dimulai sebagai hobi, terinspirasi oleh percikan kreatif awal. Namun, dibutuhkan waktu dan dedikasi untuk mengembangkan karir sebagai fotografer penuh.
Sebagai seorang fotografer, kamu akan mendapatkan klien baru berdasarkan kekuatan emosi pada hasil foto.
Klien kamu bisa berupa entitas seperti majalah atau biro iklan atau merek besar. Ada banyak jenis klien lainnya; misalnya, fotografer potret memiliki klien mulai dari aktor hingga pasangan yang bertunangan.