Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Petrokimia Gresik Menjaga Stok Pupuk Nasional dari Kelangkaan

Kompas.com - 30/11/2022, 08:40 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Ancaman resesi ekonomi global menghantui semua negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Oleh sebab itu salah satu yang kini sedang fokus digalakkan oleh pemerintah adalah, menjaga ketahanan pangan dalam negeri.

Di mana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir sempat menyampaikan, kementerian yang saat ini dipimpin olehnya melalui Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), siap mendukung ketahanan pangan yang digelorakan oleh pemerintah. Melalui penyediaan pupuk di seluruh Indonesia, demi menjaga stabilitas harga pangan nasional.

Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, menyatakan kesiapan stok pupuk bersubsidi yang diproduksi oleh mereka dalam rangka mendukung upaya PIHC. Yakni, pupuk jenis Urea dan NPK, guna memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi untuk para petani yang disalurkan oleh Pupuk Indonesia.

Baca juga: Ombudsman RI: Kementan Dinyatakan Lakukan Maladministrasi Terkait Pendataan Kartu Tani untuk Penerima Pupuk Bersubsidi

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo melalui Sekretaris Perusahaan Yusuf Wibisono mengatakan, pihaknya saat ini memang hanya mendapatkan 'amanah' dari Pupuk Indonesia selaku induk perusahaan, untuk memproduksi dan menyediakan stok bagi dua item pupuk bersubsidi, NPK dan Urea.

"Petrokimia Gresik sendiri siap, karena kan komoditasnya tinggal dua, NPK dan Urea saja. Sedangkan dari kapasitas, kita optimistis bisa memenuhi. Nanti distribusinya sesuai alokasi oleh Pupuk Indonesia, menyesuaikan dengan Permentan (Peraturan Menteri Pertanian)," ujar Yusuf kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Yusuf menjelaskan, untuk agenda distribusi pupuk bersubsidi kepada para petani saat ini dilakukan oleh Pupuk Indonesia selaku induk perusahaan. Sehingga Petrokimia Gresik, saat ini lebih pada fungsi sebagai produsen pupuk, yang juga menghasilkan produk selain pupuk bersubsidi.

"Selain pupuk subsidi memang ada, tapi yang penting bagi Petrokimia Gresik itu, pertama mendahulukan yang subsidi. Karena itu penugasan dari pemerintah," ucap Yusuf.

Baca juga: Ombudsman Ungkap Malaadministrasi dalam Pendataan dan Penebusan Pupuk Bersubsidi

Baru ketika stok pupuk bersubsidi jenis Urea dan NPK sudah berhasil dipenuhi sesuai rekomendasi Pupuk Indonesia dan penugasan pemerintah, Petrokimia Gresik memproduksi pupuk non subsidi guna dijual secara komersial. Namun agenda ini, dikatakan oleh Yusuf, juga tetap melalui izin dari manajemen Pupuk Indonesia.

"Pupuk-pupuk yang tidak disubsidi selain dua itu (Urea dan NPK), ya kita jual secara komersial. Namun ini juga tetap seizin dari Pupuk Indonesia, dengan semua regulasi juga berasal dari Pupuk Indonesia," tutur Yusuf.

Baca juga: Kementerian ESDM: Gas Bumi Paling Besar Dimanfaatkan Industri, Disusul untuk LNG dan Pupuk

Yusuf lantas mencontohkan, seperti pupuk jenis ZA yang biasa dibutuhkan oleh para petani dalam menyuburkan tanaman tebu. Petrokimia Gresik memproduksi setelah stok NPK dan Urea berhasil dipenuhi, dengan pupuk jenis ZA yang tidak termasuk dalam subsidi dijual kepada konsumen sesuai harga di pasaran.

"Seperti tebu itu kan butuh pupuk ZA, ya pasti ambil, ini menjadi peluang bagi Petrokimia Gresik dalam membuat pupuk ZA untuk petani. Karena tidak masuk subsidi harganya jadi lebih mahal, namun petani dapat menghitung kemampuan membelinya seperti apa. Tapi yang jelas, kita sudah menyiapkan opsi-opsi untuk pupuk yang tidak disubsidi itu seperti apa," kata Yusuf.

Baca juga: Jokowi Soroti Kelangkaan Pupuk Saat Buka KTT G20, Bisa Sebabkan Gagal Panen hingga Krisis Pangan

 

Soal pupuk disinggung Jokowi di KTT G20

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ketika membuka KTT G20 di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Selasa (15/11/2022), sempat menyinggung bila masalah kelangkaan pupuk tidak boleh disepelekan karena dapat berdampak bagi ketahanan pangan. Hal itu direspon oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dengan menginstruksikan kepada PIHC untuk dapat menjaga ketersediaan stok pupuk.

Adapun PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai holding BUMN pupuk, tercatat memiliki lima perusahaan produsen pupuk yang tersebar di Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Selain PT Petrokimia Gresik, ada pula PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Pupuk Kujang.

Dari kelima perusahaan tersebut, total menghasilkan sebanyak 14.012.500 ton pupuk per tahun. Terdiri atas jenis pupuk NPK, SP-36, Urea, ZA dan ZK. Selain itu, juga menghasilkan produk non pupuk seperti amoniak, asam fosfat, asam sulfat, berjumlah total 8.694.000 ton per tahun.

Berdasarkan data yang dirilis Pupuk Indonesia per tanggal 15 November 2022, untuk stok pupuk bersubsidi jenis Urea ada sebanyak 437.770 ton dan NPK 282.782 ton. Pupuk ini siap didistribusikan kepada para petani, yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Guna memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi yang lengkap. Terdiri dari tiga unit pengantongan pupuk di Semarang, Cilacap dan Banyuwangi. Juga sembilan unit Distribution Center (DC), berada di Makassar sebanyak tiga unit, Medan terdapat dua unit, Dumai, Surabaya, Celukan Bawang dan Lembar.

Tidak hanya itu, Pupuk Indonesia juga didukung sebanyak 590 gudang dengan kapasitas mencapai 2,5 juta ton. Serta, memiliki jaringan 1.100 lebih distributor dan 28.000 lebih kios resmi yang tersebar di Indonesia.

Bahkan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman menyatakan, PIHC sejatinya telah mengamankan pasokan bahan baku pupuk hingga akhir tahun 2023. Upaya tersebut dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari bekerja sama dengan negara-negara mitra produsen bahan baku pupuk, khususnya fosfat dan kalium dengan harga yang kompetitif.

 

Buka Kantor di Dubai

Bakir juga sempat menyebut, upaya untuk mengamankan bahan baku pupuk juga dilakukan PIHC dengan membuka kantor perwakilan di Dubai, Uni Emirat Arab. Pembukaan yang turut mendapat sambutan positif dari Petrokimia Gresik, dengan menilainya sebagai langkah jitu dalam mengembangkan usaha.

"Itu strategi dari Pupuk Indonesia untuk go global dengan saran dari Menteri BUMN, karena Pupuk Indonesia punya kemampuan untuk itu. Tentu saja itu menguntungkan bagi Pupuk Indonesia maupun Petrokimia Gresik," kata Yusuf.

Yusuf menjelaskan, pembukaan kantor perwakilan Pupuk Indonesia di Dubai bakal membuat Petrokimia Gresik turut diuntungkan. Terlebih, bahan baku pupuk yang diproduksi oleh Petrokimia Gresik selama ini sebagian besar merupakan impor, salah satunya dari sekitaran Uni Emirat Arab.

"Untuk bahan baku yang jenisnya sulfur, itu kita dapatnya mayoritas dari Uni Emirat Arab. Sehingga, pembukaan kantor itu mendekatkan kita dengan produsen bahan baku. Kita (Petrokimia Gresik) nanti juga akan diuntungkan, karena komoditas kita akan dijual melalui situ," tutur Yusuf.

Yusuf menambahkan, keputusan untuk pembukaan kantor perwakilan di Dubai juga menunjukkan kejelian dalam membaca peluang bisnis. Sebab saat ini, Dubai telah berkembang pesat menjadi pusat bisnis internasional dan dinilai lebih bagus ketimbang Singapura.

"Dubai kan dekat Eropa, Arab dan sebagainya, posisinya lebih ke tengah (ketimbang Singapura). Secara internasional, bisa menjangkau lebih banyak konsumen," ucap Yusuf.

Selain pembukaan kantor perwakilan di Dubai, PIHC juga merencanakan untuk membangun pabrik-pabrik baru sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi pupuk. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional baik subsidi dan non subsidi, maupun untuk dijual di pasar internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com