Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Final, Pemerintah Masih Kaji soal Rencana Bagi-bagi "Rice Cooker" untuk Warga Miskin

Kompas.com - 30/11/2022, 09:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah berencana memberikan rice cooker atau penanak nasi kepada masyarakat. Namun, hingga kini hal tersebut masih dikaji lebih lanjut, mulai dari syarat yang mendapatkan, hingga nilai anggarannya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk program tersebut, tetapi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

“Ya Rp 300 miliar (untuk pengajuan anggaran di tahun depan). Tapi ini anggarannya belum disetujui oleh Kementerian Keuangan,” kata Dadan ditemui di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Soal Program Bagi-bagi Rice Cooker, Kementerian ESDM: Ini Bukan Saingan Kompor Listrik

Belum ada anggarannya

Adapun program bagi-bagi rice cooker ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong konsumsi listrik dan percepatan implementasi energi bersih. Ia menegaskan, program tersebut bukanlah merupakan program saingan kompor induksi, yang sebelumnya dibatalkan.

“Sebagai program elektrifikasi, ini bukan merupakan program saingan dari kompor induksi,” ujarnya.

Dadan mengungkapkan, pihaknya saat ini juga tengah melakukan pembahasan dengan komisi VII DPR RI terkait rencana tersebut

“Jadi sampai sekarang belum ada itu anggarannya, masih dibahas bersama dengan Komisi VII DPR RI,” ungkap Dadan.

Baca juga: Pemerintah Bakal Bagi-bagi Rice Cooker, Ulangi Kasus Kompor Induksi?

Syarat penerima bantuan rice cooker

Dadan mengungkapkan, penerima bantuan rice cooker merupakan masyarakat miskin. Namun, berlum ditentukan, jumlah penerima, syarat, dan ketentuannya. Dia bilang, keputusan final menunggu persetujuan anggaran, dan harga rice cooker itu sendiri.

“(Penerima) tergantung harga rice cooker-nya. Yang pasti, masyarakat yang tidak mampu. Nanti, kita pastikan dulu harga rice cookernya, dan tinggal kita hitung dengan anggaran yang disetujui pemerintah,” lanjut Dadan.

Dadan memastikan penerima bantuan rice cooker bukanlah merupakan orang kaya. Namun, ia belum memastikan apakah data penerima diambil melalui data pelangga PLN, utamanya dengan kriteria pelanggan 450 VA.

“Ini untuk masyarakat umum, rice cooker ini kan tidak terlalu tinggi listriknya. Pastinya yang akan diberikan adalah masyarakat yang pantas menerima. Bukan orang kaya, sekarang program ini masih dipersiapkan,” tegasnya.

Baca juga: Polemik Kompor Listrik, Jargas, dan MyPertamina, Pengamat: BUMN Energi Tidak Terkoneksi dengan Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com