JAKARTA, KOMPAS.com - Lowongan kerja palsu kerap merugikan para pencari kerja baik secara materi maupun waktu. Sebab selain membuang waktu pencari kerja, tak jarang oknum yang membuat lowongan kerja palsu ini meminta sejumlah uang kepada para korban.
Managing Director JobStreet Indonesia Varun Mehta mengatakan, lowongan keja palsu ini dapat terjadi karena banyak pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar dari perusahaan dengan tujuan menjebak orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.
Umumnya, cara yang digunakan lowongan kerja palsu ini ialah menggunakan informasi palsu dari sebuah perusahaan besar atau menciptakan perusahaan fiktif.
Baca juga: Pentingnya Personal Branding untuk Proses Mencari Kerja
Menurutnya, secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi.Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu.
Selain itu, hal ini juga dapat berdampak terhadap psikologis pencari kerja yang jatuh ke lubang ini. Korban bisa putus asa dan kehilangan semangat untuk mencari lowongan kerja yang lain.
"Oleh karena itu para pencari kerja harus lebih berhati-hati saat menerima lowongan pekerjaan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/11/2022).
Baca juga: Simak 6 Ciri-ciri Lowongan Kerja Bodong
Jika pada artikel sebelumnya membahas 6 ciri lowongan kerja palsu, berikut 6 cara untuk menghindarinya:
1. Pastikan kredibilitas perusahaan
Ketika menemukan iklan lowongan pekerjaan, pastikan kredibilitas alamat dan nomor kontak perusahaan tersebut.
Cobalah untuk mencari alamat resmi perusahaan. Kemudian jika alamat yang ditemukan berbeda dengan alamat yang tercantum, itu bisa menjadi salah satu contoh iklan lowongan pekerjaan palsu.
Baca juga: Wamenaker Optimis 21.000 Lebih Pencari Kerja Terserap di Festival Job Fair
2. Cek kembali lowongan kerja
Saat melakukan riset perusahaan, Anda bisa memeriksa posisi yang ditawarkan di iklan lowongan yang ditemukan untuk memastikan adanya lowongan untuk posisi pekerjaan tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa mencari tahu mengenai hal-hal terkait posisi pekerjaan yang mereka tawarkan seperti deskripsi pekerjaan, gaji, dan kualifikasi posisi tersebut.
Baca juga: Cara Menggunakan Linkedin, Untuk Mencari hingga Melamar Kerja
3. Jangan berikan data yang terlalu pribadi
Data-data pribadi yang sering diminta oleh lowongan pekerjaan palsu adalah foto KTP, SIM, kartu keluarga, fotokopi ijazah, transkrip nilai, dan NPWP.
Umumnya pembuat lowongan kerja palsu ini meminta data-data tersebut secara detil termasuk foto halaman depan dan belakang. Padahal, sebenarnya dokumen-dokumen tersebut belum dibutuhkan ketika masih di tahap awal melamar kerja.
Oleh karenanya, berati-hatilah saat membagikan data-data pribadi tersebut, setidaknya sampai Anda sudah melewati tahap wawancara.
Baca juga: Akhir Tahun Waktu Terbaik Cari Kerja, Ini yang Perlu Kamu Lakukan dari Sekarang