JAKARTA, KOMPAS.com - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) sudah menyiapkan sejumlah strategi penerapan manajemen risiko guna menghadapi kondisi ekonomi pada 2023 yang diproyeksikan lebih menantang.
BRI Finance berharap portofolio pembiayaan terkelola secara baik dengan target non performing financing (NPF) di bawah 2,5 persen.
Direktur Manajemen Risiko BRI Finance Ari Prayuwana menjelaskan rasio NPF perseroan hingga kuartal III-2022 tercatat 1,98 persen. Persentase tersebut lebih baik dari NPF industri yaitu 2,58 persen pada periode yang sama.
Baca juga: Efek China Mereda, Nilai Tukar Rupiah Bergerak Mendatar
"Adapun hingga akhir tahun ini BRI Finance mematok target NPF gross sekitar 2,1 persen. Sedangkan target NPF tahun depan di level 2,2 persen," ujar dia dalam siaran pers, dikutip Rabu (29/11/2022).
Untuk menjaga tingkat NPF, pihaknya telah menerapkan langkah antisipasi. Pertama, menerapkan robust risk management, tujuannya adalah menjaga kualitas portofolio pembiayaan yang menjadi prioritas perseroan.
Caranya dengan membangun manajemen risiko yang kuat melalui penerapan proses pembiayaan yang sehat, dengan diterapkannya proses ketat yang harus diikuti oleh relationship manager (RM).
Baca juga: Dukung Program Kendaraan Listrik, OJK Berikan 4 Insentif di Sektor Perbankan
Kemudian BRI Finance menerapkan credit risk scoring, sehingga bisa mempercepat proses pengambilan keputusan pembiayaan.
Kedua, BRI Finance fokus pada kualitas pembiayaan melalui penerapan selective growth.
"BRI Finance membuat kebijakan, yang boleh dibiayai adalah sektor-sektor yang potensi risikonya rendah," imbuh dia.
Ketiga, Ari bilang, pihaknya melakukan switching portofolio dari mayoritas pembiayaan komersial, kini beralih ke segmen konsumer yang lebih ritel. Alhasil risiko per debitur lebih rendah.
Baca juga: Tarif Ojol Akan Ditetapkan Gubernur, Asosiasi Driver: Itu Salah Satu Tuntunan Kami
Keempat adalah fokus kepada funding stability dan sustainability dengan menjaga kepercayaan kreditur.
Kelima, BRI Finance melakukan transformasi dan konsisten dalam digitalisasi proses bisnis, yaitu dalam rangka memperoleh efisiensi sehingga mampu menekan biaya operasional.
“Kami akan tumbuh dan prosesnya yang kami digitalisasi. Barangkali itu yang kami lakukan," tandas dia.
Baca juga: Kerap Merugikan Pencari Kerja, Ini 6 Cara Menghindari Lowongan Kerja Palsu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.