JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ekonomi dunia pada tahun 2022 terancam resesi.
Menurut Luhut, sedikit banyak Indonesia pun bakal ikut terkena dampak pelambatan ekonomi global tesebut.
"Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat cukup signifikan pada tahun 2023 dengan risiko koreksi ke bawah yang cukup besar. Kita suka enggak suka juga akan terkena. Walaupun mungkin dampaknya ke kita tidak terlalu besar dan itu yang kita coba mitigasi supaya dampaknya itu jangan besar," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasinal (Rakornas) Investasi, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Mendag Zulhas Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Meski Ada Prediksi Resesi Global
Ancaman resesi pun sudah terlihat pada negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Ditambah lagi, Bank Sentral AS dan Eropa akan menaikkan suku bunganya sehingga dipastikan akan berpengaruh terhadap seluruh negara, termasuk Indonesia.
"Mereka akan menaikkan suku bunga dan itu akan berdampak ke kita suka tidak suka. Jadi tekanan yang diberikan mereka pada ekonomi kita untuk memperbaiki ekonomi mereka itu berdampak juga pada ekonomi kita," lanjut Luhut.
Luhut juga bilang, perlambatan ekonomi di dunia ini pada tahun depan juga akan mendorong harga komoditas turun. Seperti komoditas nikel, batubara, dan minyak mentah.
"Jadi kalau kita lihat tren itu sudah terjadi sekarang. Jadinya penerimaan kita dari komunitas yang tinggi itu akan terjadi penurunan," ucapnya.
"Seperti nikel misalnya, kita coba akan tetap memelihara di harga Rp 20.000, Rp 25.000 per ton. Harga timah kita lihat juga turun kemarin ada sedikit naik rebound. Di sini batubara juga kita lihat sekarang juga menurun dan juga CPO kita coba pertahankan di 800 dollar AS atau 900 dollar AS dengan mengatur suplai demand supaya jangan turun ke bawah karena itu berdampak pada penerimaan negara," lanjut Luhut.
Selain itu, pemerintah juga mewaspadai inflasi agar tidak terlampau tinggi. Mantan Menko Polhukam ini berkata bahwa konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat pada tahun depan bakal menurun.
"Konsumsi rumah tangga suka enggak suka akan turun ya karena Covid-19 sudah berkurang. Yang kedua, konsumsi pemerintah juga turun. Karena sekarang turun ke tiga persen defisit dari PDB," tuturnya.
Baca juga: Luhut Pastikan Masyarakat yang Membeli Motor Listrik Akan Dapat Subsidi Rp 6,5 Juta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.