Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Resesi 2023, Luhut: Suka Egggak Suka, Indonesia Juga Kena Dampaknya...

Kompas.com - 30/11/2022, 15:32 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ekonomi dunia pada tahun 2022 terancam resesi.

Menurut Luhut, sedikit banyak Indonesia pun bakal ikut terkena dampak pelambatan ekonomi global tesebut.

"Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan melambat cukup signifikan pada tahun 2023 dengan risiko koreksi ke bawah yang cukup besar. Kita suka enggak suka juga akan terkena. Walaupun mungkin dampaknya ke kita tidak terlalu besar dan itu yang kita coba mitigasi supaya dampaknya itu jangan besar," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasinal (Rakornas) Investasi, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Mendag Zulhas Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Meski Ada Prediksi Resesi Global

Ancaman resesi pun sudah terlihat pada negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS). Ditambah lagi, Bank Sentral AS dan Eropa akan menaikkan suku bunganya sehingga dipastikan akan berpengaruh terhadap seluruh negara, termasuk Indonesia.

"Mereka akan menaikkan suku bunga dan itu akan berdampak ke kita suka tidak suka. Jadi tekanan yang diberikan mereka pada ekonomi kita untuk memperbaiki ekonomi mereka itu berdampak juga pada ekonomi kita," lanjut Luhut.

Luhut juga bilang, perlambatan ekonomi di dunia ini pada tahun depan juga akan mendorong harga komoditas turun. Seperti komoditas nikel, batubara, dan minyak mentah.

"Jadi kalau kita lihat tren itu sudah terjadi sekarang. Jadinya penerimaan kita dari komunitas yang tinggi itu akan terjadi penurunan," ucapnya.

"Seperti nikel misalnya, kita coba akan tetap memelihara di harga Rp 20.000, Rp 25.000 per ton. Harga timah kita lihat juga turun kemarin ada sedikit naik rebound. Di sini batubara juga kita lihat sekarang juga menurun dan juga CPO kita coba pertahankan di 800 dollar AS atau 900 dollar AS dengan mengatur suplai demand supaya jangan turun ke bawah karena itu berdampak pada penerimaan negara," lanjut Luhut.

Selain itu, pemerintah juga mewaspadai inflasi agar tidak terlampau tinggi. Mantan Menko Polhukam ini berkata bahwa konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat pada tahun depan bakal menurun.

"Konsumsi rumah tangga suka enggak suka akan turun ya karena Covid-19 sudah berkurang. Yang kedua, konsumsi pemerintah juga turun. Karena sekarang turun ke tiga persen defisit dari PDB," tuturnya.

Baca juga: Luhut Pastikan Masyarakat yang Membeli Motor Listrik Akan Dapat Subsidi Rp 6,5 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com