Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Perekonomian Tidak Menentu, Coba Diversifikasi Investasi

Kompas.com - 30/11/2022, 15:47 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan manajer investasi, PT Bahana TCW Investment Management menekankan pentingnya diversifikasi instrumen investasi dalam menghadapi kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

Kepala Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat mengatakan, tahun 2023 diramalkan banyak pihak akan menjadi tahun dengan kondisi ekonomi global yang semakin bergejolak, dengan ancaman resesi, tingginya inflasi, hingga pengetatan likuiditas semakin memojokkan ekonomi banyak negara menuju pelemahan.

"Dalam kondisi terburuk, Bank Dunia bahkan meramal perekonomian global akan menyusut hingga 1,9 persen menjadi 0,5 persen pada 2023," ujar dia dalam media briefing Withstanding the Next Crisis, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: IHSG Menguat Hampir 1 Persen, GOTO Kembali Sentuh Level Terendah

Dibanding dengan krisis-krisis ekonomi sebelumnya, seperti yang terjadi pada 1998 dan 2008, durasi, sebaran dan keparahan krisis ekonomi 2023 dinilai berisiko lebih lama dan akut.

"ini didorong oleh konflik geo-politik multi polar dan polemik kebijakan moneter paska pandemi yang lebih membutuhkan kerjasama internasional terutama antar negara yang berseteru," tuturnya.

Oleh karenanya, dalam menghadapi kondisi perekonomian yang masih dibayang-bayangi ancaman pelemahan itu investor dinilai perlu menyiapkan strategi khusus agar tidak merugi, dan tetap meraup keuntungan.

"Perlunya diversifikasi investasi menghadapi ketidakpastian ekonomi mutlak diperlukan untuk menjaga imbal hasil investasi tetap optimal," ujar Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama.

Baca juga: Ancaman Resesi 2023, Luhut: Suka Egggak Suka, Indonesia Juga Kena Dampaknya...


Lebih lanjut Ia bilang, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada masa krisis, hal penting yang harus dilakukan adalah mengenal profil risiko diri sendiri dalam berinvestasi.

Profil risiko investasi sendiri dibagi menjadi 3, yaitu, konservatif atau risiko rendah, moderat atau sedang, atau agresif atau yang mengambil keputusan dengan risiko tinggi.

Menurutnya, jika mampu mengenal profil risiko diri dalam berinvestasi dapat membantu untuk memutuskan dan memilih solusi investasi yang tepat.

“Yang tak kalah penting sebagai investor tak perlu mengenal investasi dan perekonomian tapi juga mengenal diri sendiri. Banyak investor yang tergiur dengan imbal hasil tinggi tapi nggak kuat dengan risiko. Kaget dengan fluktuasi pasar. sebagai investor kita harus kenal profil risiko,” pungkasnya.

Baca juga: Mendag Zulhas Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh Meski Ada Prediksi Resesi Global

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com