JAKARTA, KOMPAS.com - Zurich Insurance Group bakal mendorong penetrasi asuransi untuk generasi muda tahun depan.
CEO Asia Pacific & Member of Group Executive Group Tulsi Naidu menceritakan, saat pandemi Covid-19 kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan proteksi asuransi kesehatan meningkat.
"Saat kesadaran (berasuransi) masyarakat meningkat, akses untuk produk asuransi jadi susah karena ada lockdown. Agen jadi tidak bisa bertemu kliennya. Itu mendorong industri ke proses digitalisasi," ujar dia dalam diskusi terbatas dengan media, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Digitalisasi Asuransi, Solusi Meningkatkan Penetrasi Asuransi Jiwa di Indonesia
Ia menjelaskan, untuk dapat menggaet generasi muda dalam memiliki produk asuransi, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi.
"Meskipun banyak industri belum tumbuh kembali, saya pikir yang penting untuk generasi muda adalah menjadikan asuransi mudah untuk dikonsumsi," imbuh dia.
Tulsi menjelaskan, generasi muda perlu untuk mendapatkan akses yang mudah dalam memahami asuransi.
Pun, asuransi juga perlu tersedia secara digital untuk dapat masuk ke dalam pasar anak muda.
"Saya pikir pandemi membuat masyarakat jadi fokus pada perlindungan mereka, tapi industri asuransi masih bertumpu pada pertemuan tatap muka, jadi perlu digitalisasi. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain," urai dia.
Baca juga: AAJI: Industri Asuransi Jiwa Bayar Klaim dan Manfaat Rp 128,09 Triliun per Kuartal III-2022
Intinya, Tulsi berharap digitalisasi dapat membuat masyarakat lebih mudah untuk memahami polis, cara klaim, dan membuat asuransi jadi lebih sederhana.
"Kami berproses membuat teknologi jadi simple dan tidak rumit. Intinya kami inging membuat ini mudah dimengerti," ucap dia.
Ia menambahkan, Zurich juga ingin membuat asuransi semakin mudah didapatkan. Lalu, Zurich akan memanfaatkan perangkat digital untuk membuat agen asuransi semakin mudah menjelaskan produk ke kliennya.
Sementara itu, Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak menjelaskan, kebutuhan asuransi untuk anak muda perlu tersedia secara digital.
"Mereka kan digital savvy, tidak terbatas negara, dan saling terkoneksi, Jadi menurut saya proposisi yang cocok untuk kebutuhan mereka adalah semua bisa diakses secara digital," tandas dia.
Baca juga: Mempersiapkan Industri Asuransi Jiwa Menghadapi Pandemi Berikutnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.