Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beban Keuangan Meningkat, Laba Bersih INDF Menyusut

Kompas.com - 01/12/2022, 06:15 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten sektor industri barang konsumsi, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), mencatatkan penurunan laba bersih secara tahunan (year on year/yoy) hingga akhir kuartal III-2022. Ini terjadi seiring dengan beban keuangan perusahaan yang meningkat pesat.

Dilansir dari dokumen laporan keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham INDF itu membukukan laba bersih sebesar Rp 4,65 triliun hingga akhir September 2022. Realisasi ini menyusut sebesar 14,07 persen secara yoy dari Rp 5,41 triliun.

Penyusutan laba bersih terjadi meskipun pendapatan penjualan neto perusahaan meningkat 11,01 persen secara yoy menjadi Rp 80,82 triliun. Namun demikian, beban pokok penjualan meningkat lebih pesat yakni sebesar 14,34 persen menjadi Rp 55,74 triliun.

Baca juga: Jelang Pengumuman Inflasi, IHSG Masih Berpotensi Tertekan

Dengan realisasi tersebut, emiten Grup Salim itu membukukan laba bruto sebesar Rp 25,08 triliun, atau meningkat 4,2 persen dari Rp 24,06 triliun pada September tahun lalu.

Direktur Utama Indofood Anthony Salim mengatakan bahwa capaian kinerja sembilan bulan ini cukup positif. Ini tercermin dari laba usaha perusahaan naik 16 persen menjadi Rp 14,18 triliun dari Rp 12,23 triliun, diikuti dengan kenaikan margin laba usaha dari sebelumnya 16,8 persen menjadi 17,6 persen.

"Di tengah berbagai hambatan global, Indofood telah dapat mencatatkan kinerja yang solid selama periode sembilan bulan di tahun 2022 ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: Pengusaha: Pelabelan Galon Mengandung BPA Bikin Industri Jadi Sehat


Namun demikian, beban keuangan INDF melesat 167,98 persen secara tahunan menjadi Rp 5,44 triliun. Ini yang kemudian menggerus laba bersih perusahaan.

Kenaikan beban keuangan tersebut disebabkan rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan menjadi Rp 3,14 triliun dari sebelumnya Rp 143,76 miliar.

"Kami tetap berkomitmen untuk fokus pada daya saing biaya serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas," ucap Anthony.

Baca juga: Hati-hati, Jokowi Sebut Investasi Tahun Depan Lebih Sulit

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com