Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penguatan Dollar AS, Ini Strategi BI Stabilkan Rupiah

Kompas.com - 01/12/2022, 11:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mewaspadai penguatan dollar Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlanjut sehingga dapat menekan pelemahan nilai tukar mata uang lain termasuk rupiah.

Penguatan dollar AS terlihat pada indeks nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09 persen year todate (ytd) selama tahun 2022.

Penguatan dollar AS ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Funds Rate) yang agresif dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US treasury).

"Dollar AS sangat kuat, strong dollar. tekanan depresiasi nilai tukar negara lain termasuk terhadap rupiah," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: The Fed Indikasikan Perlambatan Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Menguat

Kondisi itu membuat rupiah terdepresiasi 8,65 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.

Meski kata Perry depresiasi rupiah tidak sedalam mata uang lain, namun dia berharap mata uang Garuda ini akan segera menguat seiring dengan meredanya gejolak ekonomi global.

"Komitmen tinggi BI rupiah pada 2023 insya Allah Tuhan menghendaki akan menguat apabila gejolak global mulai mereda. didukung fundamental ekonomi Indonesia yang baik, pertumbuhan tinggi, inflasi rendah, inflasi, imbal hasil SBN menarik," ucapnya.

Oleh karenanya, BI meramu tiga strategi jitu di bidang kebijakan moneter untuk menstabilkan rupiah, yaitu mengukur kenaikan suku bunga acuan BI secara preemptive, front loading, dan forward looking.

Untuk menjaga stabilitas rupiah dari tekanan global, BI berupaya untuk tetap berada di pasar dan melakukan triple intervention, baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian atau penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. BI juga akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa.

"Kebijakan stabilisasi rupiah dari tekanan global untuk pengendalian inflasi dengan stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan," kata dia.

Kemudian BI melakukan twist operation dengan melanjutkan pembelian SBN tenor jangka pendek dan pembelian SBN tenor jangka panjang di pasar sekunder jika diperlukan.

Selain itu, BI juga menjaga imbal hasil SBN agar tetap menarik untuk masuknya aliran portofolio untuk dukung stabilitas rupiah dan menjaga kenaikan imbal hasil SBN agar pembiayaan fiskal tidak berlebihan.

Baca juga: Terbitkan Buku Putih Rupiah Digital, Gubernur BI: Kami Namakan Proyek Garuda

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Marak Bus Bodong, Pengusaha Otobus Imbau Masyarakat Waspada Pilih Angkutan untuk Mudik Lebaran

Whats New
Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Bukan Hanya 7, Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Berpontesi Ditambah

Whats New
Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Stereotipe Penilaian Kredit Perbankan

Whats New
Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Investasi Mangkrak Senilai Rp 149 Triliun Tidak Bisa Dieksekusi

Whats New
BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

BKN: Hingga Maret 2024, 55 orang ASN Dimutasi ke Otorita IKN

Whats New
Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Menteri KP Sebut Hasil Penambangan Pasir Laut Bukan untuk Diekspor

Whats New
Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Soal Penundaan Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Bea Cukai: Harus Diatur Kembali oleh Mendag

Whats New
Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Apindo Imbau Pengusaha Bayar THR 2024 Tepat Waktu

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 19 Maret 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Pengusaha Telat Bayar THR, Siap-siap Kena Denda

Whats New
Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Satgas UU Cipta Kerja Gelar Workshop Besama Ikatan Pengusaha Wanita di Hari Perempuan Internasional

Whats New
Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Sri Mulyani Laporkan Dugaan Fraud Rp 2,5 Triliun, LPEI Buka Suara

Whats New
Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Sepanjang Ramadhan, Stok Batu Bara untuk Pembangkit Listrik Dipastikan Aman

Whats New
Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Ramai Aturan Baru soal Pembatasan Barang Bawaan Penumpang: Gampang Kok

Whats New
Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Tingkatkan Kualitas Pelayanan, PLN UID Jakarta Raya Gelar Pelatihan Bersama Kompas.com

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com