Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus KA Argo Parahyangan Vs Kereta Cepat, Pilih Mana?

Kompas.com - 01/12/2022, 11:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Untuk mendukung keterisian penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang akan beroperasi Juni 2023, muncul wacana pemerintah untuk menyuntik mati kereta reguler Argo Parahyangan.

Mengesampingkan jalan tol dan angkutan umum seperti bus dan travel, bisa dibilang, KA Argo Parahyangan adalah pesaing paling sengit bagi KCJB memperebutkan penumpang yang bepergian dari Jakarta ke Bandung maupun arah sebaliknya.

Yang jadi dilema, Kereta Cepat Jakarta Bandung juga sahamnya dimiliki oleh PT KAI (Persero) melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Masuknya KAI ke KCIC dilakukan setelah diminta pemerintah menjadi lead konsorsium. 

Selain KA Argo Parahyangan, KAI juga menjalankan kereta lain dengan rute yang juga melintasi Bandung-Jakarta, yakni KA Serayu (relasi Purwokerto), KA Cikuray (relasi Garut), KA Pangandaran (relasi Banjar).

Baca juga: Biaya Kereta Cepat Bengkak gara-gara Perhitungan China Salah

Nah seandainya saja KA Argo Parahyangan tidak sampai disuntik mati saat KCJB beroperasi, berikut ini plus minus menggunakan dua moda transportasi berbasis rel penghubung Jakarta dan Bandung tersebut:

KCJB vs KA Argo Parahyangan

1. Stasiun akhir dan keberangkatan

Salah satu daya tarik menggunakan kereta api adalah bisa berhenti di stasiun besar yang biasanya terletak di pusat kota.

Hal yang jarang ditemui pada mode transportasi pesawat udara, di mana bandara biasanya berada di kawasan pinggiran. Sebagai informasi saja, di berbagai negara, kereta cepat adalah pesaing dari transportasi udara.

KA Argo Parahyangan yang berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta Pusat ini berakhir di Stasiun Bandung yang berada di Kecamatan Andir, tepat di jantung Kota Bandung. Keduanya diuntungkan karena berada di jantung kota dan akses yang sangat mudah. 

Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cari Utang Tambahan Rp 16 Triliun ke China

Ini menguntungkan bagi calon penumpang yang memang memiliki tujuan ke Kota Bandung. Nah, bagi penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung, tampaknya harus mengeluarkan ongkos dan waktu lebih banyak apabila harus menuju ke pusat Kota Kembang. Ini karena stasiun akhir kereta cepat dibangun di Tegalluar dan Padalarang.

Dua daerah yang disebutkan di atas lokasinya berada di pinggiran Kota Bandung. Keduanya masuk di wilayah Kabupaten Bandung dan Bandung Barat. Sementara apabila berangkat dar Jakarta, calon penumpang harus ke Halim, Jakarta Timur.

PT KCIC yang jadi operator Kereta Cepat Jakarta Bandung menyebutkan, untuk menuju Kota Bandung, penumpang kereta cepat harus turun di Stasiun Padalarang dan berjalan kaki ke stasiun KA reguler untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik kereta feeder yang disediakan PT KAI menuju Stasiun Bandung atau Stasiun Cimahi.

2. Waktu tempuh

Waktu tempuh Kereta Cepat Jakarta Bandung diklaim yakni 46 menit hingga Tegalluar. Sejatinya, kereta generasi terbaru CR400AF, hasil pengembangan tipe CRH380A oleh CRRC Qingdao Sifang, kecepatannya yakni 350 km per jam.

Namun karena harus berhenti di beberapa stasiun, maka operasionalnya tidak bisa mencapai kecepatan maksimum yang mencapai 420 km per jam.

Baca juga: Masih Kurang, Proyek Kereta Cepat Kembali Minta Didanai APBN

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com