JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) telah menyusun bauran kebijakan untuk 2023 yang akan terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan, pemulihan, dan kebangkitan perekonomian Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang akan melambat dan risiko terjadinya resesi di beberapa negara.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, terdapat 5 bauran kebijakan di 2023 berupa 1 kebijakan moneter difokuskan untuk menjaga stabilitas atau pro-stability.
Kemudian, 4 kebijakan lainnya yaitu kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau yang diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional atau pro-growth.
"Perkenankan kami menyampaikan arah bauran kebijakan BI 2023, dengan berlanjutnya gejolak global kebijakan moneter tetap akan kami arahkan pada stabilitas pro stability dan 4 kebijakan lain kami arahkan mendorong pertumbuhan ekonomi pro growth," ujarnya saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022, Rabu (31/11/2022).
Baca juga: Ramalan BI soal Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Tahun Depan
Berikut penjelasan lebih rinci terkait bauran kebijakan BI tahun 2023:
Kebijakan moneter BI pada 2023 akan difokuskan pada stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi agar kembali ke sasaran lebih awal sebagai bagian dari langkah mitigasi terhadap dampak rambatan gejolak global, serta dukungan terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
BI akan secara konsisten melanjutkan respons kebijakan suku bunga melalui kalibrasi secara terukur, perencanaan yang matang, dan dikomunikasikan secara transparan untuk memastikan tercapainya sasaran inflasi inti lebih awal yaitu pada Semester I 2023.
"Kebijakan suku bunga front loaded preemptive secara terukur untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang sangat tinggi dan memastikan inflasi inti akan kembli ke sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal yaitu pada Semester I 2023," ucapnya.
Besaran dan waktu respons kebijakan suku bunga tersebut didasarkan pada perkembangan ekspektasi inflasi dan inflasi inti, dibandingkan dengan perkiraan awal dan sasaran yang akan dicapai.
Kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan inklusi ekonomi dan keuangan hijau.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.