Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Turun, Daya Beli Petani Naik pada November 2022

Kompas.com - 01/12/2022, 14:56 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) secara nasional pada November 2022 naik 0,50 persen menjadi 107,81 dari bulan sebelumnya yang sebesar 107,27.

Kenaikan nilai tukar petani ini seiring dengan terjadinya penurunan inflasi November menjadi sebesar 0,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,66 persen.

Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Baca juga: BPS Ungkap Harga Beras, Tahu, Tempe, Telur Ayam Ras Masih Naik per November 2022

Adapun semakin tinggi nilai tukar petani, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, kenaikan nilai tukar petani itu dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani.

"Peningkatan NTP ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani yang naik sebesar 0,66 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (1/12/2022).

Ia mengatakan, berdasarkan subsektornya, kenaikan nilai tukar petani November 2022 dipengaruhi oleh peningkatan NTP di subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,57 persen.

Sejalan dari pengaruh subsektor tersebut, dia menyebutkan, komoditas yang menjadi penyumbang naiknya indeks harga petani yakni kelapa sawit, kakao atau coklat biji, kopi, tebu, dan Gambir.

Baca juga: Utang Indonesia Capai Rp 7.496 Triliun, Sri Mulyani: Masih Aman

"Peningkatan terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,6 persen dan di saat yang sama indeks harga yang dibayarkan petani mengalami kenaikan 0,03 persen," ucapnya.

Sebaliknya, subsektor lain mengalami penurunan nilai tukar petani yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 2,57 persen. Komoditas penyebabnya ialah cabai rawit, cabai merah, mangga, cabai hijau, melinjo, buncis, kentang, wortel, melon, dan pepaya.

"Jadi penurunan ini karena indeks harga yang diterima petani subsektor hortikultura ini turun sebesar 2,38 persen, sementara indeks harga yang dibayarkan petani subsektor hortikultura ini mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen," ungkapnya.

Sebagai informasi, indeks harga konsumen (IHK) pada November 2022 memang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09 persen secara bulanan (mtm), secara tahunan sebesar 5,42 persen (yoy).

Komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) memberikan andil paling besar terhadap inflasi November 2022, yakni 2,30 persen. Pada komponen ini, kenaikan harga BBM, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga paling tinggi.

Sementara komponen harga pangan bergejolak (volatile food) memberi andil 0,95 persen. Tekanan inflasi volatile food ini kembali mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya karena terjadi penurunan harga beberapa komoditas pangan.

Baca juga: Di Depan Jokowi, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI dalam Tren Pemulihan Berkat Kerja Keras APBN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com