Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: RI Jadi Titik Terang di Tengah Gelapnya Ekonomi Global, tapi Tetap Perlu Waspada

Kompas.com - 01/12/2022, 15:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kinerja perekonomian Indonesia cukup baik di tengah pelemahan ekonomi global, bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut RI sebagai salah satu titik terang di tengah kondisi gelapnya global.

"Di tengah situasi ekonomi dunia yang sedang bergolak, alhamdulillah ekonomi kita termasuk yang terbaik, bahkan IMF mengatakan bahwa di tengah dunia yang gelap Indonesia adalah titik terang," ungkapnya dalam acara Penyerahan DIPA dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2023 di Istana Negara, Kamis (1/12/2022).

Menurutnya, kinerja positif RI tercermin dari laju inflasi yang cukup terkendali ketimbang negara lainnya yang mencapai 10 persen, bahkan 75 persen. Adapun pada November 2022, tercatat laju inflasi Indonesia sebesar 5,42 persen (year on year/yoy).

Baca juga: Di Depan Jokowi, Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI dalam Tren Pemulihan Berkat Kerja Keras APBN

Selain itu, ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif di kisaran 5 persen sepanjang tahun ini. Pada kuartal I-2022 ekonomi RI tumbuh 5,01 persen (year on year/yoy), kemudian tumbuh 5,44 persen (yoy) di kuartal II-2022, serta tumbuh 5,72 persen (yoy) di kuartal III-2022.

"Kita juga mengalami surplus perdagangan dunia selama 30 bulan terakhir berturut-turut. Ini sesuatu yang harus kita syukuri," kata dia.

Meski demikian, Jokowi menekankan, Indonesia tetap perlu waspada dengan kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian. Ia bilang, kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak normal, sehingga diperlukan upaya bersama baik pemerintah pusat maupun daerah untuk bisa menghadapi tantangan tersebut.

"Kita tetap harus waspada, tetap harus hati-hati. Semuanya harus memiliki perasaan yang sama bahwa keadaan sekarang ini, utamanya ekonomi global memang tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja. Maka kita semua harus memiliki sense of crisis yang betul-betul siap atas berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi, yang tanpa prediksi, itu semuanya kita harus siap," papar dia.

Baca juga: Kala Jokowi Sebut Kata Hati-hati sampai 19 Kali dalam Pidatonya...

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengungkapkan, dalam menghadapi gejolak ekonomi di tahun depan, pemerintah pun telah menyiapkan enak strategi dalam pengelolaan APBN 2023. Pertama, penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kedua, akselerasi reformasi sistem perlindungan sosial untuk memperbaiki data terpadu kesejahteraan sosial, antara lain melalui registrasi sosial ekonomi. Ketiga, melanjutkan pembangunan infrastruktur prioritas khususnya infrastruktur pendukung transformasi ekonomi.

Keempat, mendorong pembangunan infrastruktur untuk menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk di dalamnya adalah Ibu Kota Nusantara. Lalu yang kelima, merevitalisasi industri untuk terus mendorong hilirisasi.

"Serta yang keenam pemantapan reformasi birokrasi dan penyederhanaan regulasi," kata Jokowi.

Ia mengatakan, dalam menjalankan kebijakan yang mencakup enam strategi itu diperlukan pengawalan yang ketat di lapangan. Setiap kementerian/lembaga, baik di pusat maupun di daerah, perlu berkoordinasi untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Jokowi pun meminta untuk seluruh kementerian/lembaga di tingkat pusat dan daerah, serta pemerintah daerah, untuk mengoptimalkan belanjanya dengan tidak terjebak dalam rutinitas, tetapi memiliki output yang jelas.

"Perlu saya ingatkan bahwa tidak ada program kementerian yang tidak bersinggungan dengan kementerian yang lain, oleh sebab itu kerjanya harus kerja terintegrasi, tidak sektoral dan berjalan sendiri-sendiri," pungkas dia.

Baca juga: Hati-hati, Jokowi Sebut Investasi Tahun Depan Lebih Sulit

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com