Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Melejit, BPS Ungkap Biang Keroknya

Kompas.com - 02/12/2022, 09:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap pada November 2022 harga beras masih naik. Rupanya kenaikan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga berkurangnya produksi beras.

Berdasarkan data BPS, pada November 2022 harga beras dibanderol Rp 11.877 per kilogram (kg) atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 11.837 per kg.

Namun kenaikan ini lebih landai dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang naik signifikan. Harga beras pada Agustus 2022 sebesar Rp 11.555 per kg lalu naik jadi Rp 11.720 pada September 2022 dan menjadi Rp 11.837 per kg pada Oktober 2022.

Baca juga: BPS Ungkap Harga Beras, Tahu, Tempe, Telur Ayam Ras Masih Naik per November 2022

Dengan perlambatan kenaikan harga beras itu, inflasi beras pun berhasil ditekan di November menjadi ke 0,37 persen dari Oktober 2022 sebesar 1,13 persen dan September 2022 sebesar 1,44 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengungkapkan beberapa hal yang menjadi faktor kenaikan harga beras seperti yang dirangkum Kompas.com, yaitu:

Baca juga: Minta Pemerintah Tak Impor Beras, Jabar dan Jatim: Siap Pasok ke Bulog

1. Kenaikan harga BBM

Dia bilang, kenaikan harga BBM pada awal September 2022 berdampak pada harga tanaman pangan, termasuk beras.

Pasalnya, ongkos produksi seperti tarif transportasi, angkut upah buruh, panen, tanam, dan bajak turut mengalami kenaikan sehingga menyebabkan harga gabah naik.

"Terkait dengan kenaikan harga yang diduga sebagai second round effect dari BBM ini ada terjadi pada tanaman pangan," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (1/12/2022).

Baca juga: Strategi Bapanas Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Nataru

Kendati demikian, dia tidak menampik bahwa kenaikan harga tanaman pangan bisa jadi karena efek musiman. Namun yang jelas, jika dibandingkan dengan November 2021 saat harga BBM belum naik, harga tanaman pangan belum mengalami kenaikan.

"2021 belum ada kenaikan harga BBM sehingga kita duga, dugaan awal kami bahwa ini merupakan second round effect BBM di pertanian," ucapnya.

Baca juga: BPS Pastikan Stok Beras Surplus, Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan Nasional

Adapun selama November 2022, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan mengalami kenaikan dibandingkan November 2021.

Rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 5.397 per kg atau naik 16,06 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.523 per kg atau naik 16,21 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada November 2021.

Baca juga: Pemerintah Diimbau Segera Impor Beras agar Harga Tak Melonjak 3 Bulan ke Depan


Rata-rata harga GKG di tingkat petani sebesar Rp 5.785 per kg atau naik 14,32 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.900 per kg atau naik 14,06 persen.

Kenaikan GKP dan GKG itu mengerek harga beras di penggilingan. Adapun pada November 2022 rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 10.512 per kg, naik 10,19 persen dibandingkan November 2021.

Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 10.122 per kg atau naik sebesar 11,58 persen, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 9.542 per kg atau naik sebesar 9,54 persen.

Baca juga: Kemendag Setujui Rencana Bulog Impor Beras, Mendag Zulhas: Kalau Diperlukan, Segera!

 

2. Produksi turun

Setianto menyebut, produksi beras nasional di Kuartal IV 2022 khususnya Desember 2022 tengah mengalami penurunan sehingga menyebabkan harga beras naik.

"Terjadi penurunan produksi di bulan Desember, jadi akibatnya perlu dipertimbangkan atau terjadi mungkin shortage untuk stok beras secara nasional," ungkapnya.

3. Adanya Natal dan tahun baru (Nataru)

Dia mengatakan, adanya Naturu pada akhir tahun ini turut menyumbang kenaikan harga beras. Pasalnya, hal ini menyebabkan pedagang mengantisipasi naiknya permintaan akan beras menjelang Nataru.

Terlebih, dengan adanya penurunan produksi beras di Kuartal IV 2022 tadi membuat dari sisi pedagang mengantisipasi kurangnya pasokan beras.

"Kenaikan harga dari sisi pedagang, ini dilakukan untuk mengantisipasi kurangnya pasokan dan naiknya permintaan akhir tahun atau Nataru," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com